Bareksa.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memberi waktu bagi PT Bahana Sekuritas untuk melakukan transaksi pengalihan saham PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI). Ini terkait dengan rencana voluntary delisting efek SQBI.
Keterangan tersebut tertuang dalam surat tertanda Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI Goklas Tambunan dan Kepala Divisi Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy, Jumat, 12 Januari 2017. Surat itu menyebut, bursa membuka kembali perdagangan saham SQBI di pasar negosiasi.
“Sejak pukul 10:30 WIB – 10:45 WIB. Perdagangan efek SQBI akan kembali disuspensi setelah Bahana Sekuritas melakukan transaksi pengalihan tersebut,” tulis surat itu. (Baca : Berita Hari Ini : TRAM Raih Pinjaman Rp3 Triliun, BORN Terancam Delisting)
Atas keputusan itu, Bahana Sekuritas langsung melakukan transaksi saham SQBI. Broker dengan kode DX melakukan perpindahan saham SQBI pada harga Rp440.138 per saham dengan volume 62.100 lot bernilai Rp27,33 miliar.
Sebelum mendapat status suspensi, terakhir kali saham SQBI mencatat transaksi di pasar regular pada 30 Januari 2017. Saat itu, transaksi saham SQBI hanya mencapai dua lot dengan nilai Rp88.000.000. (Lihat : Bursa Berikan Suspensi 8 Emiten Sekaligus, Ini Alasannya)
Sementara transaksi terakhir di pasar negosiasi sebelum hari ini terjadi pada24 Oktober 2017 dengan volume dua lot bernilai Rp88.000.000.
Sebagai informasi, saham SQBI mulai melantai di bursa sejak tahun 1983. Saat pencatatan, harga saham perdana SQBI adalah Rp1.050. Adapun harga saham SQBI saat ini Rp440.000 merupakan level tertingginya sejak IPO. (Baca : Saham BRAU dan TKGA Resmi Delisting November, Begini Historis Pergerakannya)
Pergerakkan Harga Saham SQBI Sejak 3 Januari 2000 Hingga 30 Januari 2017
Sumber: Bareksa.com
Sebagai informasi, keputusan manajemen Taisho untuk melakukan voluntary delisting saham SQBI terkait dengan presentase kepemilikan publik. Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat pernah mengatakan, manajemen Taisho enggan memenuhi persyaratan pelepasan saham (free float) 7,5 persen. (Lihat : Saham INVS Akan Delisting, Inovisi Tidak Punya Pendapatan Hingga Juni 2017)
Adapun kepemilikan publik pada SQBI sendiri hanya mencapai 2,03 persen dan sisanya dikuasai Taisho Pharmaceutical Co. Ltd. Untungnya, BEI merestui voluntary delisting SQBI karena perseroan pun sudah bisa membeli sisa saham publik (tender offer). (AM) (Baca : Setelah Inovisi, Tiga Emiten Berpotensi Delisting dari Bursa Efek Indonesia)