Berita / / Artikel

Melonjak 9 - 15 Persen dalam 4 Hari, Saham Sektor Konstruksi Mulai Bangkit?

• 10 Jan 2018

an image
Pekerja meratakan permukaan jalan beton di Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauhuni-Terbanggi Besar di Desa Sabah Balau Lampung Selatan. Pembangunan jalan tol itu dilakukan oleh Konsorsium BUMN, yakni PT Hutama Karya (Persero), PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Waskita Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, serta PT Adhi Karya Tbk

Di antara empat emiten kontruksi BUMN, Waskita Karya mempunyai rasio P/E terendah

Bareksa.com – Dalam empat hari terakhir, saham-saham emiten kontruksi BUMN mulai kembali bangkit setelah hampir dalam dua tahun terakhir menunjukkan performa yang cenderung underperform.

Pada perdagangan Selasa, 9 Januari 2018, saham-saham emiten pelat merah ini kompak menguat signifikan, seperti PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) yang menguat 2,5 persen, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) naik 4,5 persen, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) masing-masing naik 5,5 persen. (Baca : Jokowi Resmikan Tol Surabaya-Mojokerto, Bagaimana Kinerja Saham JSMR dan WIKA?)

Namun jika ditarik mundur kebelakang, dalam empat hari terakhir secara berturut-turut emiten kontruksi sudah mencatatkan kenaikan harga saham antara 9 - 15 persen. (Baca : Siapkan Belanja Modal Tahun ini Rp10 Triliun, Bagaimana Kinerja Saham ADHI?)

Perbandingan Kenaikan Emiten Kontruksi (4 – 9 Januari 2018)

Sumber : Bareksa.com

Mana Saham BUMN Konstruksi yang Lebih Murah?

Melihat kinerja 2017, perhatian pada arus kas dan kemampuan untuk membesarkan pembiayaan membuat persentase kapitalisasi pasar terhadap Indeks IHSG turun dari 2,6 persen di awal 2017 menjadi hanya 1,62 persen pada akhir 2017.

Namun, pasar terlanjur panik karena terkait cashflow ke empat emiten tersebut. (Lihat : Saham BUMN di Tiga Sektor Berpotensi Bukukan Kinerja Positif Tahun Ini)

Perbandingan P/E Emiten Kontruksi BUMN Tahun 2017 (x)

Sumber : Bareksa.com

Menurut analisis Bareksa, sejatinya fundamental keempat emiten pelat merah tersebut masih solid. Kondisi keuangan emiten konstruksi ini masih sehat untuk mencari pendanaan eksternal. (Lihat : Proyek Tol Trans Sumatera Bukti Serius Pemerintah Himpun Dana di Pasar Modal)

Meski begitu, jika dilihat berdasarkan rasio P/E atau harga saham terhadap EPSnya, maka saham WSKT terbilang lebih murah nilai wajarnya jika dibandingkan emiten lain di sektor yang sama.

EPS merupakan laba per saham atau nilai yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. (Baca : BUMN Pemilik Lahan di Lintasan Proyek LRT akan Dilibatkan dalam Konsorsium)

Sehingga, harga sahamnya saat ini tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya atau masih murah jika dibanding sektor lainnya ditengah kondisi IHSG yang kembali mencatatkan level tertinggi sepanjang masa (all time high) di area 6.385 baru-baru ini. (AM) (Baca Juga : Ditutup Tembus Rekor Baru di 6.385, IHSG Rawan Terkoreksi)

Tags: