Bareksa.com - Pasar modal Indonesia terus menunjukkan gairah, seiring dengan terus tercatatnya level rekor baru. Hal ini tidak terlepas dari kinerja saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, terutama yang memiliki kapitalisasi pasar besar dan telah lama berkontribusi bagi pergerakan indeks. Investor, terutama yang sudah lama menanamkan modal di saham, pun terus mencatat keuntungan.
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang merupakan saham rokok terbesar kedua di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kapitalisasi sebesar Rp158 triliun memiliki harga saham sebesar Rp84.900 hingga pukul 14.30 WIB hari ini 8 Januari 2018.
Perusahaan tembakau ini pada tanggal 17 Juli 1990, melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM (IPO) kepada masyarakat, dengan menerbitkan sebanyak 57.807.800 saham bernilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp10.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada BEI pada tanggal 27 Agustus 1990.
Berarti setelah disesuaikan dengan perdagangan hari ini pukul 14.30 di level Rp84.900, harga saham GGRM telah naik 4.757 persen atau 47,5 kali lipat setelah adanya penyesuaian sejumlah aksi korporasi termasuk pemecahan saham (stock split), rights issue dan penerbitan saham bonus.
Sehingga, jika kita menginvestasikan uang sebesar Rp1 juta pada saham GGRM pada tahun 1990, maka pada saat ini, nilai uang tersebut telah menjadi Rp47,5 juta.
Sementara itu, nilai kapitalisasi GGRM telah melonjak hampir 273 kali lipat menjadi Rp162 triliun dari sebelumnya hanya sebesar Rp592 miliar.
Pertumbuhan harga saham dan kapitalisasi pasar GGRM ini tidak terlepas dari kinerja keuangannya. Dalam sembilan bulan 2017, emiten ini mencatat pendapatan Rp61,5 triliun, naik 9 persen dibandingkan dengan perolehan periode sama tahun lalu sebesar Rp56,2 triliun.
Bahkan jika dibandingkan dalam empat tahun terakhir, pendapatan GGRM sudah melonjak 28 persen. Pada periode Januari-September (hingga kuartal III) 2014, pendapatan perseroan hanya Rp48 triliun.
Grafik: Pergerakan Pendapatan dan Laba GGRM
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Naiknya pendapatan mendongkrak laba perusahaan yang juga ikut meningkat 17,3 persen menjadi Rp5,4 triliun pada Januari-September 2017 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,6 triliun.
Selain dari keuntungan harga saham, saham emiten rokok berbasis di Kediri ini juga memberikan keuntungan perusahaan melalui pembagikan dividen tunai.
Terakhir GGRM membagikan dividen sebesar Rp5 triliun untuk tahun buku 2016 atau setara dengan Rp2.600 per lembar sahamnya. Angka itu setara dengan 75 persen laba bersihnya pada 2016.
Dividen per saham itu tidak mengalami perubahan angkanya dibanding dengan nilai saham yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp2.600 per lembar saham. Adapun rasio pembagian dividen terhadap laba bersih (dividend payout ratio) pada tahun 2015 mencapai 78 persen.
Volume penjualan rokok dengan emiten GGRM ini pada tahun 2016 lalu mencapai 72,9 miliar batang untuk domestik dan 4 miliar batang untuk ekspor. Adapun volume tahun 2015 tercatat 74,6 miliar untuk domestik dan 3 miliar batang untuk ekspor. (hm)