Bareksa.com – PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS), anak usaha Kospin Jasa, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin, 18 Desember 2017. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi (JMA Syariah) menjadi anak usaha koperasi pertama yang melantai di BEI.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, mengungkapkan pihaknya memang berharap ada anak usaha koperasi yang dapat mencatatkan sahamnya di BEI. Hal itu akhirnya dapat terealisasi melalui anak usaha Kospin Jasa.
“Dan sahamnya naik 70 persen, ini tanda kepercayaan masyarakat terhadap koperasi,” katanya di Jakarta, Senin, 18 Desember 2017. (Baca : Saham JMAS Kena Auto Rejection di Hari Perdana, Diborong Broker Tunggal)
Menurut Puspayaoga, Kementerian akan mendorong koperasi lain untuk menjadikan anak usahanya perusahaan publik. Dia menilai konsep perdagangan saham di BEI mirip dengan koperasi, karena masyarakat dapat memiliki saham perusahaan. Meskipun tetap ada perbedaan dalam konsep pengambilan keputusan di perseroan terbatas (PT) dan koperasi.
Puspayoga mengakui koperasi tidak mungkin masuk ke BEI. Karena itu Kementerian mendorong anak usaha koperasi agar melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham.
“Kita dorong masuk BEI karena konsepnya sama,” tuturnya. (Lihat : BTPN Syariah Persiapkan IPO Saham Tahun Depan)
Puspayoga berharap bakal ada anak usaha koperasi lainnya IPO saham tahun depan. Dia memperkirakan bakal ada sekitar tujuh anak usaha koperasi yang bisa IPO pada 2018.
Lepas 40 Persen
Saat melangsungkan IPO saham, JMA Syariah menerbitkan sebanyak 400 juta saham baru atau setara 40 persen dari modal disetor ke publik. Perseroan menetapkan harga pelaksanaan IPO saham sebesar Rp140 per saham, sehingga total JMA Syariah memperoleh dana sebesar Rp56 miliar melalui IPO.
Rencananya, JMA Syariah akan menggunakan dana hasil IPO saham untuk modal kerja dan digunakan untuk penempatan instumen surat berharga yang kurang dari satu tahun. JMA Syariah merupakan anak usaha Kospin Jasa. Perseroan resmi berdiri pada 15 Agustus 2014. (Baca : Oktober, Pencarian Dana di Pasar Modal Tumbuh Lebih Tinggi daripada Kredit Bank)
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Samsul Hidayat, menjelaskan minat IPO saham tahun ini cukup besar baik dari perusahaan dengan skala besar dan skala menengah dan kecil. Dia berharap kondisi tahun ini dapat menjadi acuan (benchmark) perusahaan yang ingin IPO pada tahun-tahun mendatang.
“Kita melihat banyak perusahaan-perusahaan yang membuka diri agar sahamnya dapat dimiliki investor,” terang Samsul. (Lihat : Setelah Anak Usaha IPO, Pelindo II Dirikan Bisnis Investasi)
Dia juga menilai, dengan melakukan IPO saham, perusahaan kecil dan menengah bisa memperoleh alternatif pendanaan untuk aktivitas usaha mereka.
Hingga sekarang, tercatat sudah ada 34 perusahaan yang melangsungkan IPO saham dan mencatatkan sahamnya di BEI. Jumlah itu diperkirakan bakal bertambah menjadi 37 perusahaan hingga akhir tahun ini karena ada 3-4 perusahaan yang tengah bersiap IPO. (Baca : 2020, 6 Juta UMKM Go Digital Berpotensi Raih Transaksi Ribuan Triliun)
Empat perusahaan yang bakal mencatatkan sahamnya di BEI, yaitu PT Jasa Armada Indonesia, PT Campina Ice Cream Industry, PT Prima Cakrawala Abadi dan PT LCK Global Kedaton.
Di samping itu, terdapat empat perusahaan lain yang menggunakan buku September untuk IPO saham. Tetapi keempat perusahaan itu diperkirakan baru memulai proses IPO saham pada awal tahun depan. (AM) (Lihat : Dongkrak Daya Saing UKM, BEI Siapkan Aturan agar Bisa Go Public)