Bareksa.com – Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed), Janet Yellen, mengatakan mata uang kriptokurensi bitcoin merupakan salah satu gelembung keuangan terbesar sepanjang masa. Yellen sebentar lagi akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur The Fed pada Februari mendatang.
"Ini adalah aset yang sangat spekulatif," ujar Janet Yellen menjawab pertanyaan dari Steve Leasman, CNBC. "Ini tidak stabil untuk sistem pembayaran," lanjutnya. (Baca : Kontrak Berjangka Diluncurkan, Harga Bitcoin Meroket 21 Persen Tembus Rp249 juta)
Mengutip CNBC, Yellen mengatakan mata uang digital tersebut memang meningkat selama masa jabatannya di mana The Fed tidak memiliki kewenangan untuk mengatur bitcoin.
Grafik : Pergerakan Nilai Bitcoin Sejak July 2017
Sumber : Coinmarketcap.com
"The Fed tidak memiliki aturan terhadap bitcoin, para pemainlah yang mengelola di pasar dan masalah tersebut akan menjadi tanggung jawab mereka," ujar Yellen. (Lihat : Mau Dagang Kontrak Bitcoin? Ketahui Dulu 5 Plus 1 Poin Ini)
Yellen mengatakan bahwa risiko institusi keuangan AS sangat terbatas meski nilai Bitcoin anjlok.
Hal yang berbau kritikan terhadap bitcoin terus berdatangan karena meroketnya harga bitcoin dinilai terutama akibat spekulasi. Chief Executive JPMorgan Chase & Co, Jamie Dimon, menyebut bitcoin sebagai penipuan (fraud) pada September lalu.
“Bitcoin masih seperti judi karena hingga kini aset yang besar itu masih tidak bisa dipetakan. Kita belum pernah mengalami hal ini sebelumnya,” ujar Nigel Green, Pendiri dan CEO deVere Group.
Menurut dia, sebuah aset yang nilainya naik demikian kencang seharusnya meningkatkan alarm kewaspadaan para investor. Pada tahun ini, nilai mata uang virtual bitcoin telah melonjak 17 kali lipat. (Baca Juga : Nilai Bitcoin Tembus Rp228 juta, Waspadai Ancaman Bubble)