Berita / / Artikel

GMFI Targetkan Pendapatan Tahun Depan Rp6,9 Triliun

• 14 Dec 2017

an image
Petugas berjaga di samping Pesawat Boeing 777-300ER Garuda Indonesia yang baru tiba di Hanggar 3 Garuda Maintenance Facitilities (GMF), Tangerang, Banten, Jumat (19/6). ANTARA FOTO/Lucky R

Perseroan menargetkan akan tetap menjaga margin laba bersih 11 persen pada 2018

Bareksa.com – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) membidik pendapatan tahun depan di atas US$520 juta (sekitar Rp6,9 triliun), meningkat sekitar 20 persen dari target tahun ini sebesar US$424 juta (sekitar Rp5,6 triliun). Perseroan menargetkan akan tetap menjaga margin laba bersih sekitar 11 persen tahun depan.

Direktur Utama Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia, Iwan Joeniarto, menyatakan pendapatan perseroan tahun depan mayoritas masih akan berasal dari pelanggan lama. Namun, meskipun porsi pendapatan dari pelanggan lama meningkat, porsinya terhadap total pendapatan diperkirakan akan turun, karena pendapatan dari pelanggan baru akan meningkat tahun depan. (Baca : Tiga Perusahaan Asing Berebut 20-25 Persen Saham GMFI)

“Pelanggan baru kami banyak sekali, salah satunya dari Rusia dan Australia. Pelanggan dari Rusia pertama kali, mereka mempercayakan kepada kita,” kata Iwan di Tangerang, Rabu, 13 Desember 2017. Dua pelanggan baru tersebut adalah Rusian Airlines dan Qantas.

Secara geografis, pendapatan GMF AeroAsia tahun depan mayoritas masih akan berasal dari dalam negeri. Iwan memproyeksikan pendapatan dari pelanggan domestik akan sekitar 60 persen, sisanya berasal dari luar negeri. (Lihat : Rugi Garuda di Kuartal III 2017 Bengkak 404,5 Persen jadi US$222 Juta, Kenapa?)

Dari komposisi pelanggan lokal, pendapatan perseroan dari kontrak induk usahanya, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih mendominasi. Tahun depan kontribusi pendapatan dari Garuda diprediksi mencapai 58 persen dari total pendapatan. Jumlah itu turun dibandingkan kontribusi pendapatan dari Garuda sepanjang 2017 sebesar 65 persen.

Menurut Iwan, menurunnya kontribusi pendapatan dari Garuda Indonesia bukan turun secara nilai. Akan tetapi, hal itu terjadi karena pendapatan perseroan melonjak cepat sehingga kontribusi dari Garuda secara persentase turun.

“Itu justru lebih secure, karena ketergantungan terhadap Garuda bisa kami kurangi,” lanjutnya. (Baca : Penjualan Saham GMF Kepada Investor Strategis Bakal Alot, Apa Penyebabnya?)

Selanjutnya, margin laba bersih GMF AeroAsia ditargetkan sekitar 11-12 persen tahun depan, kurang lebih sama dengan target margin laba bersih tahun ini. Margin laba bersih perseroan yang mencapai double digit, di atas rata-rata margin perusahaan yang bergerak di bidang maintenance, repair and overhaul (MRO). Bagusnya margin laba bersih perseroan juga yang membuat investor strategis tertarik.

Belanja Modal 2018

GMF AeroAsia bakal mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun depan sekitar US$115 juta (Rp1,5 triliun). Perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perseroan.

Rencananya, GMF AeroAsia akan menggunakan capex untuk menambah jumlah hanggar. Sementara untuk meningkatkan kapabilitas, perseroan bakal menambah kemampuannya di bidan engine dan komponen. (Lihat : Empat Perusahaan Serius Jadi Investor Strategis GMF AeroAsia, Ini Target Dananya)

Iwan menuturkan, perseroan akan menggunakan dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham dan dana dari investor strategis untuk capex tahun depan. “Kita memperkirakan mendapatkan dana dari investor strategis sekitar US$80-90 juta,” ujarnya. (AM)

Tags: