Bareksa.com- Harga saham PT Minna Padi Investama Securities (PADI) sejak pertengahan tahun ini telah melonjak tajam. Terlepas dari rencana perusahaan di bidang investasi ini untuk melakukan aksi korporasi, manuver pemegang saham pengendali PADI yang bertransaksi di pasar negosiasi ternyata menarik untuk disimak.
Sejak 24 Juli 2017 hingga perdagangan hari ini 23 November 2017, saham PADI telah meroket 180 persen ke level Rp1.140 dari sebelumnya hanya berada di level Rp408.
Fluktuasi yang terjadi dalam empat bulan terakhir ini belum pernah terjadi sebelumnya sejak PADI melakukan penawaran perdana (initial public offering/IPO) pada awal tahun 2012. (Baca juga: Melonjak Karena Rumor Akuisisi Bank Muamalat, BEI Kembali Suspensi Saham PADI)
Hal menarik selain pergerakan harga saham adalah transaksi pemegang di atas 5 persen saham PADI yang banyak mengalami perubahan. Setidaknya ada tiga pemodal di atas 5 persen yang aktif bertransaksi saham PADI.
Bareksa menelusuri jejak pemegang saham ini berdasarkan data di laporan keuangan sejak kuartal III-2016. Per akhir September 2016, saham PADI dimiliki oleh PT Swakaryajaya sebanyak 8,8 persen dan Eveline Listijosuputro sebesar 20,35 persen. Pada saat yang sama, masyarakat memegang 70,6 persen saham PADI.
Grafik: Pergerakan Saham PADI Selama 1 Tahun
Sumber: Bareksa.com
Perubahan terjadi setelah Eveline pada akhir tahun 2016 tercatat melepas sekitar 8 persen kepemilikan saham PADI ke masyarakat. Maka dari itu, per akhir 2016 kepemilikan saham Eveline tersisa 12,03 persen sementara kepemilikan masyarakat meningkat menjadi 80 persen dan PT Swakarjaya berubah menjadi 6,9 persen.
Kemudian, per akhir kuartal II-2017, Eveline yang tercatat sebagai pemegang saham pengendali telah menambah sahamnya menjadi 21,55 persen. Pada waktu yang sama, muncul nama Edi Suwarno pemegang 15 miliar lembar saham atau setara 5,4 persen saham PADI.
Pada periode ini, PT Swakarjaya terlempar dari kepemilikan saham di atas 5 persen. (Baca juga: Minna Padi akan Kuasai Bank Muamalat, Ada yang Menarik dari Transaksi Saham PADI)
Per akhir kuartal III-2017 Edi keluar dari pemegang saham di atas 5 persen, digantikan Setiawan Ichlas yang tercatat sebagai pemegang saham terbesar. Setiawan terpantau memegang 7,5 miliar lembar saham atau setara 13,27 persen dari jumlah saham yang beredar.
Masuknya Setiawan Ichlas juga membuat porsi Eveline berkurang hingga 10 persen, sehingga tersisa 22 miliar lembar saham menjadi 11,83 persen. Adapun kepemilikan masyarakat menjadi 74,6 persen .
Aksi Setiawan Ichlas masih berlanjut pada 6 November 2017, sehingga kini telah mengantongi 1,72 miliar atau setara dengan 15,19 persen saham PADI.
Meskipun demikian, Setiawan masih punya rencana untuk menambah lagi. Hal tersebut disampaikan Head of Strategic and Corporate Planning Minna Padi Harry Danardojo kepada Bareksa.
Menurut Harry, saat ini Setiawan sedang mengonsolidasikan kepemilikannya di Minna Padi. “Dia akan hold sampai 30 persen,” kata Harry.
Sejalan dengan rencana itu, Harry juga menyebut, Setiawan sedang dalam proses mengajukan diri sebagai pemegang saham pengendali Minna Padi. Dalam hal ini, Harry bilang, rencana itu diharapkan bisa selesai sebelum Minna Padi mengambil alih PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Transaksi Negosiasi
Menurut data perdagangan di Bursa, transaksi saham PADI justru lebih banyak dilakukan melalui pasar negosiasi dibandingkan dengan transaksi melalui pasar reguler. Sepanjang empat bulan terakhir, nilai transaksi PADI di pasar negosiasi hampir 10 kali lipat dari pasar reguler.
Sejak meroket 24 Juli 2017 hingga hari ini, saham PADI ditransaksikan hingga Rp2,7 triliun di pasar negosiasi sementara di pasar reguler hanya ditransaksikan sebesar Rp296,6 miliar.
Meskipun nilai transaksi lebih besar, harga rata-rata per saham PADI justru lebih murah di pasar negosiasi dibandingkan di pasar reguler. Dalam periode 24 Juli - 23 November 2017, rata-rata harga saham PADI di pasar negosiasi hanya Rp656,1 per saham, hampir setengah dari rata-rata harga di reguler, yakni Rp1222,5 per saham.
Minna Padi Investama (MU), alias perseroan sendiri, tercatat sebagai broker pembeli sekaligus penjual terbesar saham PADI pada periode tersebut. MU terpantau membeli sebanyak 16,7 juta lot saham PADI pada harga rata-rata Rp675,2 per saham senilai Rp1,12 triliun.
Sementara itu, MU juga tercatat menjual saham PADI sebanyak 12,2 juta lot saham pada harga rata-rataRp863,1 per saham senilai Rp1,06 triliun
Selanjutnya, Dhanawibawa Arta Cemerlang Tbk (TX) tercatat melakukan aksi tutup sendiri (crossing saham) dengan jumlah saham sebanyak 16 juta lot saham pada harga rata-rata Rp604 per saham senilai Rp969 miliar. (hm)