Bareksa.com – Manajemen PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) mengumumkan akan menunda pelaksanaan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang sejatinya dilangsungkan hari ini (Rabu, 22 November 2017).
Keterangan penundaan RUPSLB tersebut disampaikan Direktur Utama Minna Padi Djoko Joelijanto kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam suratnya, Djoko menyampaikan, penundaan tersebut karena masih diperlukannya perubahan dan atau tambahan informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“RUPSLB tersebut ditunda hingga waktu dan tempat yang akan diumumkan kemudian,” tulis Djoko melalui keterbukaan informasi kepada BEI. (Baca : Sebelum Masuk ke Muamalat, Setiawan Ichlas Akan Kuasai 30 Persen Saham PADI)
Sesuai jadwal yang pernah disampaikan manajemen Minna Padi, rencana RUPSLB kali ini terkait penyertaan saham pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Secara rinci, agenda RUPSLB Minna Padi akan terdiri dari permintaan persetujuan pemegang saham atas rencana mengakuisisi Bank Muamalat, permintaan persetujuan kepada pemegang saham untuk menggelar penambahan modal dengan cara memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Manajemen Minna Padi juga akan meminta persetujuan pemegang saham untuk menambah anggota direksi dan dewan komisaris. (Lihat : Beli 15,19 Persen Saham PADI, Setiawan Ichlas Rogoh Kocek Rp650 Miliar)
Untuk mengetahui lebih detail mengenai penundaan RUPSLB ini, Bareksa sudah menyampaikan pertanyaan kepada Djoko dan Head of Strategic and Corporate Planning Minna Padi Harry Danardojo. Sayang, hingga berita ini diturunkan, keduanya belum menjawab pertanyaan tersebut.
Harga Saham Turun
Seiring dengan penundaan RUPSLB Minna Padi, saham PADI pada perdagangan hari ini hingga pukul 10:50 WIB turun 2,12 persen ke level Rp1.155 per saham. Penurunan ini pun melanjutkan penurunan saham PADI dalam empat hari secara beruntun.
Grafik: Intraday Saham PADI Perdagangan 22 November 2017 Hinga Pukul 10:35 WIB
Sumber: Bareksa.com
Dalam empat hari hingga saat ini, maka penurunan saham PADI sudah mencapai 6,23 persen dari penutupan perdagangan 16 November 2017 yang seharga Rp1.230. Catatan itu pun membuat saham PADI anjlok 28,04 persen dari level tertingginya Rp1.605 per saham pada 6 Oktober 2017. (Baca : Bursa Periksa Broker Terlibat Pelanggaran Transaksi Saham PADI)
Meski begitu, saham PADI secara year to date dari 30 Desember 2016 hingga saat ini meroket 142,65 persen. Pada penutupan perdagangan akhir Tahun 2016, saham PADI masih berda di level Rp476 per saham.
Bank Muamalat Telah Gelar Right Issue
Bank Muamalat sebelumnya mengumumkan telah secara resmi mulai melakukan proses penambahan modal baru, dengan menandatangani perjanjian bersyarat dengan Minna Padi Investama Sekuritas pada Senin (25/9). Manajemen Bank Muamalat berharap masuknya modal baru akan meningkatan permodalan demi mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang sudah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Muamalat menerbitkan sebanyak-banyaknya 80 miliar lembar saham baru melalui rights issue, sesuai dengan Peraturan Otoritias Jasa Keuangan (POJK) No. 32/POJK.4/2015. (Baca : 8 Langkah Setiawan Ichlas Revitalisasi Bank Muamalat Via Minna Padi)
Minna Padi, baik sendiri maupun bersama-sama dengan investor lain, akan bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer). Sebanyak 80 miliar saham baru yang akan diterbitkan tersebut merepresentasikan porsi kepemilikan saham minimal 51 persen dengan total modal baru yang akan masuk mencapai Rp4,5 triliun.
Direktur Bisnis Ritel sekaligus Plt. Direktur Utama Bank Muamalat, Purnomo B. Soetadi, menyatakan masuknya investor baru dapat mendorong kinerja, meningkatkan size bisnis dan mengembangkan usaha Bank Muamalat.
“Rencana rights issue ini telah kami peroleh persetujuannya dari para pemegang saham, dalam RUPSLB pada Rabu (20/9). Aksi korporasi yang kami lakukan ini adalah melalui HMETD dengan memberikan kesempatan kepada pemegang saham yang ada saat ini, untuk menggunakan haknya membeli saham Perseroan," ujar Purnomo dalam keterangan tertulisnya. (Lihat : Mengapa Bank Muamalat Butuh Suntikan Dana Segar?)
Dengan hadirnya Minna Padi sebagai pembeli siaga, kata Purnomo, maka diharapkan bisa mengembangkan size bisnis dan kinerja Bank Muamalat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. (AM)