Bareksa.com - Pada perdagangan rabu 15 November 2017 harga saham PT Indocement Tunggal PrakarsaTbk (INTP) ditutup melemah 3,34 persen di level Rp19.500 per saham. Saham INTP ditransaksikan sebanyak 1.936 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp26,45 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang terpantau banyak melepas saham INTP antara lain Credit Suisse Sekuritas (CS) dengan nilai penjualan Rp9,71 miliar, kemudian UBS Sekuritas (AK) Rp7,92 miliar, dan Deutsche Sekuritas (DB) Rp2,21 miliar.
Secara fundamental, bisnis INTP masih mengalami tekanan cukup berat di mana laba bersihnya hingga kuartal ketiga tahun ini turun signifikan 55 persen menjadi Rp 1,41 triliun dibandingkan Rp 3,14 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan tersebut disebabkan menurunnya pos pendapatan usaha serta meningkatnya pos beban usaha perseroan. (Baca : Topang Kenaikan IHSG Tembus 6.000, Ini Analisa Teknikal INTP dan UNTR)
Transaksi Saham INTP Periode 1-15 November 2017
Sumber : HOTS
Secara foreign flow, investor asing pada perdagangan kemarin tercatat masih melakukan net sell pada saham INTP sebesar Rp18,99 miliar.
Apabila diperhatikan pergerakan saham INTP memiliki korelasi cukup kuat dengan transaksi investor asing, di mana dapat dilihat pada tabel tersebut ketika INTP menguat investor asing tercatat melakukan net buy, dan sebaliknya ketika INTP melemah saat investor asing melakukan net sell. (Lihat : Saham Indocement Bawa IHSG Sentuh 6.000, Apa Katalis Positifnya?)
Analisis Teknikal INTP
Sumber : Bareksa.com
Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal pergerakan saham INTP masih melanjutkan pelemahan yang sudah terjadi dalam 7 hari perdagangan terakhir.
Sebelumnya harga saham INTP sempat terapresiasi 21,07 persen dalam periode 25 Oktober hingga 6 November yang juga turut mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level 6.000 pada beberapa waktu lalu.
Pada perdagangan kemarin candle INTP membentuk pola black marubozu menggambarkan sepanjang perdagangan kemarin saham ini bergerak dalam zona negatif dan terus tertekan hingga ditutup di level terendahnya.
Indikator relative strength index (RSI) terlihat masih bergerak turun menuju area oversold (jenuh jual) di level 20 dan belum menunjukkan adanya sinyal pembalikan arah. Support kuat INTP berada di level Rp18.725 per saham dan resisten di level Rp21.650 per saham. (Baca : Industri Semen Nasional Membuka Peta Persaingan Baru)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.