Bareksa.com - Harga saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) melonjak pada perdagangan hari ini 9 November 2017, menyusul adanya rencana akuisisi oleh Bank of Tokyo Mitsubishi UFG (BTMU). Akuisisi tersebut dinilai bisa menguntungkan kedua belah pihak.
Hingga jeda siang ini, harga saham BDMN terpantau naik 12,89 persen menjadi Rp5.475. Telah terjadi transaksi sebanyak 114 ribu lot saham BDMN senilai Rp61,6 miliar dengan rata-rata Rp5.406,07 hingga pukul 12:00 WIB siang ini.
Grafik : Pergerakan Intraday Saham BDMN
Sumber: Bareksa.com
Media telah memberitakan rencana bank asal Jepang tersebut yang ingin membeli sekitar 40 persen saham Danamon dan menjadi pemegang saham mayoritas. Berdasarkan berita Nikkei Asian Review, nilai transaksi diperkirakan sebesar US$1,7 miliar atau setara Rp22 triliun.
Laman berita Jepang tersebut juga menyebutkan bahwa transaksi saham diharapkan bisa selesai pada pertengahan 2018.Negosiasi sudah dilakukan dengan Danamon dan pemilik saham mayoritasnya, Temasek Holding, sejak Rabu 8 November 2017.
Manajemen Danamon, dalam keterbukaan informasi di bursa, telah menerima pemberitahuan dari Asia Financial Indonesia Pte Ltd (AFI), pemegang saham pengendali perseroan. Isinya, AFI telah menerima expression of interest sehubungan dengan saham milik mereka dalam Danamon.
"Kami mengerti bahwa ketertarikan tersebut masih bergantung pada hasil negosiasi lebih lanjut dan belum tentu menghasilkan perjanjian yang mengikat," tulis Sekretaris Perusahaan PT Bank Danamon Indonesia Tbk Rita Mirasari dalam keterangan tersebut.
Pengamat menilai positif rencana tersebut karena bisa menguntungkan kedua belah pihak.Chief Economist SKHA Institute of Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi menjelaskan, bagi Bank Danamon, adanya aksi tersebut bisa menambah kapasitas.
"Sedangkan bagi BTMU, aksi akuisisi bisa memperbesar jaringan bisnis di Indonesia," katanya saat dihubungi, Kamis (9 November 2017).
Lebih lanjut, secara industri, adanya aksi akuisisi dan merger bisa menambah modal bank yang membutuhkan dana. Selain itu, hal tersebut juga bisa memperkuat kesehatan dan ketahanan sistem perbankan.
"Pada akhirnya, aksi merger dan akuisisi bisa merampingkan dan menyehatkan sistem perbankan," terangnya. (K09)