Saham RIMO Kembali Ambrol Saat Suspensi Dibuka, Broker Ini Jual Rp16,9 Miliar

Bareksa • 08 Nov 2017

an image
Pria melintasi layar elektronik yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Plaza Mandiri, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sebelum disuspensi saham RIMO sempat merosot hingga 60,3 persen dalam waktu seminggu

Bareksa.com - Harga saham PT Rimo Internasional Lestari Tbk (RIMO) merosot tajam, pada perdagangan hari ini, 8 November 2017. Padahal, saham ini baru saja mulai kembali diperdagangkan, setelah sebelumnya dihentikan sementara (disuspensi) kemarin 7 November 2017 akibat anjloknya harga yang sangat signifikan.

Di hari pertama setelah aktif kembali diperdagangkan, harga saham RIMO anjlok 23,2 persen menjadi Rp194, dibandingkan level penutupan sebelumnya yang masih berada di Rp254.

Sebelum disuspensi saham RIMO sempat merosot hingga 60,3 persen sejak awal November atau dalam waktu seminggu menjadi Rp254 dari sebelumnya Rp630.

Saham emiten yang baru berganti lini bisnis menjadi properti milik Benny Tjokrosaputro ini sudah melonjak lebih dari lima kali lipat sejak awal tahun. Namun, sejak 2 November 2017, saham ini secara berturut-turut anjlok melewati batas persentase harian terbesar di pasar reguler sehingga terkena penolakan otomatis atau auto rejection. (Baca juga: Saham RIMO Turun 49,89% Dalam Dua Hari, Benny Tjokro Akui Tidak Ikutan Jualan)

Grafik: Pergerakan Harga Saham RIMO 31 Oktober- 7 November 2017

'1

Sumber: Bareksa.com

Pada perdagangan hari ini, Yuanta Sekuritas (FS) tercatat sebagai penjual saham RIMO terbanyak 850 ribu lot saham pada harga rata-rata Rp198,8 per saham senilai Rp16,9 miliar. Nilai transaksi yang dilakukan FS setara 20,14 persen jika dibandingkan sleuruh transaksi saham RIMO hari ini yang mencapai Rp83,9 miliar.

Penjual Saham terbesar berikutnya adalah Reliance Securities (LS) yang melepas saham RIMO sebanyak 186 ribu lot saham senilai Rp3,6 miliar.

First Asia Capital (PC) juga menjual saham RIMO sebanyak 166 ribu lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp3,2 miliar. (hm)