Berita / / Artikel

Terpilihnya Jerome Powell Dongkrak Reksa Dana pada DOKU Cetak Return Tertinggi

• 07 Nov 2017

an image
Presiden Komisaris Bareksa Mahendra Siregar (tengah) memberikan penjelasan mengenai investor di Marketplace Finansial Bareksa didampingi Presiden Direktur Bareksa Karaniya Dharmasaputra dan CEO DOKU Thong Sennelius dalam konferensi pers di Jakarta 6 April 2017.

Respon positif pelaku pasar global tercermin dari yield US Treasury yang bergerak turun dalam sepekan terakhir

Bareksa.com – Terpilihnya Jerome Powell sebagai Gubernur Bank Sentral AS periode berikutnya oleh Presiden Donald Trump direspon positif oleh pelaku pasar global. Sebab, kebijakan moneter Powell dianggap lebih dovish, yakni tidak terlalu agresif dalam hal menaikkan tingkat suku bunga acuan, sehingga Powell lebih dianggap ramah terhadap pasar. Selanjutnya Gedung Putih akan menyerahkan ke Senat AS untuk mendapatkan persetujuan.

Adapun respon positif pelaku pasar global tersebut tercermin dari pergerakan yield US Treasury yang mencatatkan penurunan sebesar 3,07 persen dalam sepekan terakhir menjadi di level 2,33 persen pada Jumat, 03 November 2017.

Mengikuti yield US Treasury yang bergerak turun, yield (imbal hasil) obligasi pemerintah Indonesia turut pula mencatatkan penurunan. Berdasarkan data Bareksa, imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun turun 1,76 persen dalam sepekan terakhir menjadi berada di level 6,67 persen pada penutupan Jumat, 03 November 2017.

Turunnya yield obligasi tersebut menandakan adanya peningkatan pada permintaan obligasi yang akhirnya mendongkrak naiknya harga. Hal tersebut mendorong kinerja pasar obligasi domestik menorehkan kinerja positif dalam sepekan terakhir.

Kinerja positif ini tercermin dalam pergerakan indeks obligasi konvensional, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang mencatatkan kenaikan 1,03 persen ke level 236,28 dalam sepekan terakhir (per 03 November 2017).

Begitupun pasar obligasi syariah atau sukuk yang turut mencatatkan kinerja positif. Hal ini tercermin dari pergerakan Indonesia Sukuk Index (ISIXC) yang menorehkan peningkatan 0,70 persen dalam sepekan, ke level 215,57 per 03 November 2017.

Penguatan nilai tukar rupiah pun turut memberikan sentimen positif terhadap pasar obligasi domestik. Dalam sepekan terakhir, di pasar spot, rupiah mencatatkan penguatan 0,81 persen ke level Rp 13.498 per dolar AS pada penutupan Jumat, 03 November 2017.

Positifnya kinerja pasar obligasi turut menopang kinerja reksa dana pendapatan tetap, yang menempatkan sebagian besar asetnya pada efek surat utang atau obligasi. Dalam sepekan terakhir, rata-rata reksa dana pendapatan tetap mencatatkan pertumbuhan return 0,72 persen (per 03 November 2017).

Begitupun kinerja reksa dana pendapatan tetap syariah juga mencatatkan pertumbuhan return dalam sepekan terakhir. Rata-rata reksa dana pendapatan tetap syariah tercatat tumbuh 0,61 persen (per 03 November 2017).

Tidak berbeda, reksa dana pendapatan tetap syariah yang tersedia pada menu investasi DOKU pun turut mencatatkan pertumbuhan kinerja. Reksa dana tersebut adalah reksa dana Bahana Mes Syariah Fund.

Reksa dana kelolaan PT Bahana TCW Investment Management ini berhasil mencatatkan pertumbuhan return 0,94 persen dalam sepekan terakhir dan sekaligus menjuarai kinerja reksa dana kategori reksa dana pendapatan tetap syariah pada Marketplace Reksa Dana Bareksa.

Bahkan, return Bahana Mes Syariah Fund juga berhasil mengalahkan return indeks acuannya yang sebesar 0,61 persen. Reksa dana yang diluncurkan sejak November 2016 ini telah memiliki dana kelolaan sebesar Rp88,61 miliar hingga September 2017. (hm)

***

Belum punya akun DOKU?

- Cara buka akun DOKU, klik tautan ini
- Daftar reksa dana Bareksa di DOKU, klik tautan ini
- Beli reksa dana di DOKU, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.

Tags: