Saham TLKM Menghijau, Tapi Asing Catat Net Sell Rp264 Miliar

Bareksa • 26 Oct 2017

an image
Seorang karyawan berdiri di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

TLKM menjuarai transaksi saham siang hari ini yang mencapai Rp942,8 miliar.

Bareksa.com - Hingga jeda siang hari ini 26 Oktober 2017, harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom naik 2,2 persen menjadi Rp4.180 dari sebelumnya Rp4.090. Namun, investor asing tercatat melakukan aksi jual paling besar pada saham TLKM hingga Rp264 miliar.

Meskipun demikian, hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, TLKM menjuarai nilai transaksi saham yang mencapai Rp942,8 miliar. Nilai tersebut merupakan nilai transaksi terbesar pada perdagangan siang hari ini, bahkan nilai tersebut setara 17,3 persen dari seluruh nilai transaksi yang telah mencapai Rp5,42 triliun.

Berdasarkan pantauan Bareksa, investor asing paling banyak menjual saham TLKM melalui broker Merrill Lynch (ML), sebanyak 242 ribu lot pada harga rata-rata Rp4.186,4 per saham senilai Rp101,4 miliar.

Sementara penjualan terbesar oleh investor asing berikutnya dilakukan melalui broker CLSA Sekuritas (KZ) sebanyak 200 ribu lot, pada harga rata-rata Rp4.194,2 per saham senilai Rp84,1 miliar.

Penjual terbesar berikutnya adalah Morgan Stanley (MS) sebesar Rp76,9 miliar, dengan jumlah saham sebanyak 185 ribu lot.

Credit Suisse (CS) dan Maybank Kim Eng (ZP) juga menjual saham TLKM masing-masing sebesar Rp35,6 miliar dan Rp24,1 miliar.

Grafik: Harga Saham TLKM Intraday

Sumber: Bareksa.com

Sepanjang sembilan bulan di tahun 2017,  Telkom membukukan kenaikan laba 22,4 persen menjadi Rp17,9 triliun dari sebelumnya Rp14,6 triliun. Pendorong naiknya laba TLKM adalah melonjaknya pendapatan 12,5 persen menjadi Rp97 triliun dari sebelumnya Rp86 triliun. (Baca juga: Laba Telkom di Kuartal III Melonjak 22,4 Persen, Harga Saham TLKM Terdongkrak) (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.