Bareksa.com – Sosok Setiawan Ichlas menjadi salah seorang tokoh yang belakangan ini ramai dibicarakan di kalangan investor saham Indonesia. Nama pria kelahiran 40 tahun yang lalu ini muncul saat dirinya memborong 1,25 miliar saham atau setara dengan 11,05 persen saham PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) dengan kisaran dana Rp437,5 miliar.
Tidak sampai di situ, Setiawan kembali menambah kepemilikannya di PADI. Melalui transaksi pada 14 Agustus 2017, Setiawan merogoh dana Rp87,5 miliar untuk 250 juta saham PADI. Alhasil, jumlah saham PADI milik Setiawan setara dengan 13,27 persen.
Setelah menjadi pemilik saham PADI, nama Setiawan kembali muncul saat Minna Padi mengumumkan rencana pengambilalihan 51 persen saham PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Setiawan digadang-gadang akan menjadi salah satu pemodal Minna Padi untuk merealisasikan aksi bernilai Rp4,5 triliun itu.
Untuk mengenal sedikit profil Setiawan Ichlas, Bareksa menerima sekilas profil pengusaha asal Palembang itu.
Head of Strategic and Corporate Planning Minna Padi Harry Danardojo dalam keterangannya menyebut, Setiawan memiliki beberapa lini bisnis di beberapa sektor seperti; logistik, energy related, dan keuangan.
“Sebagai pengusaha, lini usaha Setiawan berkaitan dengan sektor-sektor vital di Indonesia. Pada bidang energy related, Setiawan memiliki perusahaan batu bara yang menjadi salah satu penyedia batu bara handal di domestic market,” tulis Harry dalam keterangan itu, Kamis, 19 Oktober 2017.
Kemudian, perusahaan logistik milik Setiawan bergerak sebagai penyedia jasa logistik untuk kegiatan pertambangan. Kedua lini usaha milik Setiawan saat ini tepat berada di posisi yang menguntungkan seiring dengan membaiknya harga komoditas dan juga dengan keperluan penyediaan energi di pasar domestik.
Sementara di sektor keuangan, Setiawan telah memiliki perusahaan sekuritas, dan pernah melakukan revitalisasi dari sebuah bank. “Pengalaman Revitalisasi dari sebuah bank swasta tersebut bisa menjadi contoh dari kemampuan Setiawan untuk melakukan perubahan dan pertumbuhan. Setiawan berkontribusi besar didalam proses revitalisasi tersebut, di mana strategi utama yang dilakukan Setiawan adalah recovery NPL, sedangkan dari sisi internal dan operasional, prioritasnya adalah bank tetap likuid, serta menseleksi sektor pembiayaan yang akan menjadi target pertumbuhan asset dari PT Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS) yang kini telah berubah menjadi Bank Banten,” tambah Harry.
Mengenai rencana di Bank Muamalat melalui Minna Padi, Setiawan berkomitmen menjadikan Bank Muamalat menjadi salah satu Bank Syariah terbesar di Indonesia.
Dia pun sudah punya beberapa rencana dalam proses revitalisasi Bank Muamalat melalui Minna Padi. Beberapa rencana tersebut antara lain:
1. Menambah modal sebesar Rp4,5 triliun,
2. Meningkatkan kualitas SDM,
3. Meningkatkan NPF collection dan memperbaiki kualitas aset pembiayaan,
4. Memperbaiki manajemen resiko dan kepatuhan,
5. Meningkatkan dana pihak ketiga dengan cost of fund yang optimal,
6. Menambah pendanaan jangka panjang seperti Sukuk,
7. Efisiensi biaya,
8. Mengembangkan teknologi finansial.
(hm)