Berita Hari Ini : Pendapatan BTEL Anjlok 97,49%, Kredit Sindikasi BBCA Rp 8,4 T

Bareksa • 17 Oct 2017

an image
ATM BCA di Menara BCA (Company)

Rights issue PADI akan kantongi Rp7 triliun, BBRI akan turunkan suku bunga kredit secara bertahap

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan berita media hari ini, Selasa, 17 Oktober 2017;

PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)

Unit usaha Grup Bakrie itu baru menyetor laporan keuangan semester I 2017. Tercatat kinerja BTEL masih buruk. Emiten sektor telekomunikasi ini hanya membukukan pendapatan Rp3,56 miliar sepanjang enam bulan pertama tahun ini. 

Pendapatan BTEL ini merosot 97,49 persen ketimbang pendapatan semester I tahun lalu Rp141,88 miliar. Tahun ini, pendapatan hanya berasal dari jasa telekomunikasi sebesar Rp3,5 miliar. 

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

BBCA semakin gencar menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur. Utamanya, Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra mengatakan pihaknya tengah mendorong penyaluran kredit sindikasi.

Kendati belum dapat mengatakan secara spesifik pertumbuhan kredit sindikasi, bank swasta terbesar di Indonesia ini menyebut hingga kuartal III 2017 pihaknya mencatat plafon kredit sindikasi mencapai Rp 8,35 triliun.

Dengan target akhir tahun 2017 BCA  menyalurkan kredit sindikasi mencapai Rp 14,35 triliun.

PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk  (PADI)

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut akan melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Dalam keterangannya, Minna Padi berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Artinya, jika memakai asumsi harga saham perseroan yang saat ini berada di level Rp 1.410, maka perusahaan sekuritas bersandi saham PADI tersebut akan mendapatkan sekitar Rp 7 triliun dari hasil penerbitan saham baru.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 

Berdasarkan hasil survei Bank Indonesia atau (BI), suku bunga kredit konsumsi diperkirakan akan naik sebesar 24 basis poin (bps) menjadi 13,99 persen. Selain itu, suku bunga kredit modal kerja diperkirakan akan stabil pada level 12,18 persen.

Agak berbeda dengan survei BI tersebut, BBRI justru akan menurunkan suku bunga kredit secara bertahap. Penurunannya yang dilakukan bertahap, dan  akan ada lack of time untuk mentransmisikan turun. Bertahap akan turun disekitar 15 basis poin.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

Salah satu pemegang saham utama ROTI yakni Bonlight Investment Limited kembali menjual sahamnya pada emiten dengan ticker ROTI tersebut di pasar negosiasi.

Crossing saham tersebut mencapai 789 juta saham dengan harga rata-rata Rp1.235 per saham dengan total nilai transaksi Rp1 triliun. Transaksi tersebut melibatkan BCA Sekuritas selaku penjual dan Credit Suisse Sekuritas sebagai pembeli. (AM)