Bareksa.com - Serah terima jabatan kepemimpinan di Ibu Kota rencananya akan digelar pada hari yang sama dengan jadwal pelantikan Gubernur DKI Jakarta di Istana, hari ini 16 Oktober 2017. Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebelum serah terima jabatan di Balai Kota DKI Jakarta.
Ada yang menarik di Bursa Efek Indonesia. Pasalnya, Wagub yang akan dilantik hari ini memiliki latar belakang bisnis dan merupakan salah satu pendiri dari Grup Saratoga. Per Juni 2017, Sandiaga Uno memiliki 27,8 persen saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menurut laporan keuangan perseroan.
Saratoga yang merupakan private equity firm (perusahaan investasi) ini menanamkan modal kepada sejumlah perusahaan termasuk yang sudah tercatat sahamnya di bursa, termasuk PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT PT Provident Agro Tbk (PALM), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Seiring dengan terpilihnya Sandiaga menjadi Wagub DKI, Saratoga dan sejumlah perusahaan yang terafiliasi pria berusia 48 tahun ini pun terkena sentimen positif. Selain saham SRTG, saham afiliasinya juga ikut menanjak dalam satu bulan jelang pelantikan. Dalam periode 12 September-13 Oktober 2017, saham MPMX naik 11,05 persen, SRTG naik 6,8 persen, PALM naik 3,66 persen, ADRO naik 1,88 persen dan hanya TBIG yang justru turun -6,62 persen.
Grafik: Harga Saham ADRO, SRTG, MPMX, PALM dan TBIG Selama 1 Bulan Terkahir
Sumber: Bareksa.com
Seperti kita ketahui, Sandiaga Uno juga merupakan mantan direktur di sejumlah perusahaan yang melantai di Bursa sehingga image dari pengusaha ini masih menempel pada saham-saham ini. Demi masuk ke dunia politik, Sandi pun terpaksa melepaskan jabatan di perusahaan Grup Saratoga tersebut, meski masih ada porsi kepemilikan saham secara individu di Saratoga.
Pada 16 April 2015, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai salah satu direktur Adaro. Sementara pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Saratoga Investama Sedaya 10 Juni 2015, ia resmi mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama. Sandiaga melepaskan berbagai jabatan di beberapa perusahaan tersebut karena ingin fokus pada tugas barunya sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Kinerja Emiten
Setelah ditinggal berpolitik oleh Sandiaga Uno, kinerja emiten-emiten ini cemerlang pada 2016 bila dibandingkan tahun sebelumnya. Ada juga yang memiliki kinerja cemerlang hingga enam bulan pertama 2017 ini.
Saratoga menjadi perusahaan yang paling berhasil meningkatkan pendapatanya. Pada enam bulan pertama 2016, pendapatan Saratoga mencapai Rp5,1 triliun. Angka tersebut melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan Rp2,3 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Peningkatan pendapatan ini mendorong laba dari perusahaan private equity ini menjadi Rp4,7 triliun pada semester pertama 2016, dibandingkan Rp1,2 triliun sebelumnya. Hal yang menyetir kinerja Saratoga tersebut adalah keuntungan bersih atas investasi pada emiten mencapai Rp4,6 triliun. Artinya, harga saham-saham emiten yang dipegang oleh perusahaan investasi ini melonjak pada periode tersebut. Sebagai catatan, Saratoga memegang saham-saham tersebut untuk jangka panjang.
Pada setengah tahun 2017, private equity firm ini mencatat pendapatan Rp2,7 triliun. Meski turun dibandingkan periode sama tahun 2016, angka ini sudah melampaui yang dicatatkan pada semester I-2015
Pasca kepergian Sandiaga ke ranah politik, kinerja TBIG juga masih terbilang baik. Laba perusahaan penyedia menara telekomunikasi ini melesat di semester I-2016 sebesar 47 persen menjadi Rp841 miliar dari sebelumnya Rp570 miliar pada semester I-2015.
Sementara itu, selama semester pertama 2017 pendapatan TBIG tercatat naik 7 persen menjadi Rp1,95 triliun dari sebelumnya Rp1,8 triliun. Namun, hal ini tidak dapat menahan turunnya laba sebesar 40 persen menjadi Rp509 miliar pada periode tersebut. Hal ini disebabkan beban keaungan yang naik 17 persen menjadi Rp1,02 triliun dari sebelumnya Rp865 miliar.
Grafik: Pendpatan SRTG, ADRO, TBIG, MPMX, PALM
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Adapun saham lainnya adalah Adaro Energy, yang berhasil mengantongi laba bersih Rp2,96 triliun pada semester I-2017 atau naik 81,25 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,6 triliun. Emiten batu bara ini berhasil meningkatkan penjualan ekspor batu bara hingga 35 persen menjadi Rp1,12 triliun dari sebelumnya Rp 833 miliar.
Perusahaan lainnya adalah Provident Agro, yang bergerak di bidang perkebunan. Sepanjang semester pertama 2016, Provident Agro mengantongi laba Rp48 miliar dibandingkan rugi tahun sebelumnya Rp43 miliar. Kinerja laba ini pun berlanjut menjadi Rp51 miliar pada periode sama 2017.
Sementara itu, setelah mengalami penurunan pada 2016, Mitra Pinasthika berhasil bangkit pada tahun ini. Emiten diler otomotif ini mencatat kenaikan laba 80 persen menjadi Rp323 miliar pada periode enam bulan 2017 dari sebelumnya Rp 179 miliar pada semester pertama 2016.
Grafik: Laba SRTG, ADRO, TBIG, MPMX, PALM
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2016, Saratoga memiliki 16,13 persen saham di ADRO, 32,2 persen di TBIG, 48,62 persen di MPMX dan 44,16 persen di PALM. Oleh sebab itu, kontribusi dari perusahaan-perusahaan investasinya termasuk dividennya berpengaruh signifikan terhadap kinerja Saratoga secara umum. (hm)