Ini Alasan Toba Bara Lipat Gandakan Belanja Modal Jadi Rp 1,75 Triliun di 2018

Bareksa • 09 Oct 2017

an image
Tongkang batubara menunggu pengisian crushing plant PT Toba Bara Sejahtera Tbk (Company)

Kebutuhan dana investasi perseroan meningkat signifikan karena ekspansi di sektor pembangkit listrik

Bareksa.com - PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/ capex) untuk 2018 sekitar US$ 130 juta atau setara Rp 1,75 triliun dengan kurs saat ini, meningkat 100 persen dari rencana capex tahun ini yang sebesar US$ 65 juta. Kebutuhan dana investasi perseroan meningkat signifikan karena ekspansi di sektor pembangkit listrik.

Direktur Keuangan Toba Bara Sejahtera, Pandu Patria Sjahrir menuturkan, tahun depan perseroan masih akan fokus membangun pembangkit listrik. Satu proyek pembangkit listrik Toba Bara di Sulbagut bakal mulai berjalan pada 2018. 

"Kita juga masih negosiasi PPA untuk pembangkit listrik Minahasa, Sulawesi Utara," terangnya di Jakarta, Senin, 9 Oktober 2017. (Baca : PLN Ngotot Ingin Pemerintah Atur Harga Batu Bara untuk Pembangkit Listrik)

Karena itu, dia mengaku bahwa kebutuhan belanja modal perseroan tahun depan akan sangat besar, jauh lebih besar dari capex perseroan dalam 3-4 tahun terakhir. 

Belum lama ini, perseroan baru saja memperoleh pinjaman senilai US$ 171,77 juta dari konsorsium bank untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sulbagut-1 berkapasitas 2x50 MW. 

Sementara, perseroan masih bernegosiasi dengan PLN terkait power purchase agreement (PPA) PLTU Minahasa berkapasitas 2x50 MW. Pandu menuturkan bahwa nilai investasi PLTU Minahasa sekitar US$ 180-200 juta, kurang lebih sama dengan kebutuhan dana pembangunan PLTU Sulbagut. 

Toba Bara juga masih memproses fiancial close pinjaman untuk PLTU Minahasa. Perseroan tengah menjajaki fasilitas pinjaman tersebut dari bank dalam negeri. 

"Bank lokal sekarang berani kompetitif dan pinjamannya jangka panjang, di atas 10 tahun," jelas dia. (Lihat : Meski Keuangan Sulit, PLN Tidak Bisa Revisi Target Pembangkit 35 Ribu MW)

Tingkat bunganya juga kompetitif atau tidak jauh berbeda dengan penawaran bank asing. Nantinya kebutuhan dana PLTU Minahasa akan dibiayai oleh 2-3 bank lokal. 

Target 2018

Pandu menuturkan, tahun ini perseroan menargetkan produksi batubara sebanyak 5,6-6 juta ton. Dia memproyeksikan perseroan dapat mencapai target produksi tahun ini. 

Sementara, tahun depan Toba Bara menargetkan produksi batubara kurang lebih sama dengan target tahun ini. Perseroan memilih tidak agresif meningkatkan kapasitas produksi batubara karena akan fokus membangun pembangkit listrik. 

"Kita sudah banyak hiring orang untuk bangun pembangkit listrik," ujarnya. (Baca : Diborong Asing, Saham BUMI Kembali Meroket 5,8 Persen)

Tahun ini Pandu memperkirakan pendapatan perseroan akan mencapai US$ 350-400 juta. Sebagian besar pendapatan Toba Bara masih berasal dari penjualan batubara.