Bareksa.com – PT Yuanta Sekuritas Indonesia tengah menangani tiga perusahaan yang bakal melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham tahun depan. Dua dari tiga perusahaan yang bakal IPO saham tahun depan termasuk kategori usaha kecil menengah (UKM).
Chief Executive Officer Yuanta Sekuritas Indonesia, Francis S Widjaja, mengatakan bahwa perseroan akan lebih senang menangani perusahaan kelas UKM karena potensi pertumbuhan (growth) perusahaan tersebut masih sangat besar.
“Dibandingkan perusahaan yang pendapatannya sudah besar, pertumbuhannya sudah berat,” ujar dia di Jakarta, Senin, 25 September 2017.
Perseroan sudah ditunjuk menjadi penjamin emisi (underwriter) untuk mengantar tiga perusahaan itu IPO saham. (Baca juga : Resmi Listing di BEI, Emdeki Segera Bangun Dua Pabrik Baru)
Dia melanjutkan, selain perusahaan yang belum besar, Yuanta juga lebih memilih perusahaan di sektor industri strategis yang sejalan dengan rencana pengembangan pemerintah di masa mendatang.
Francis mencontohkan, sektor infrastruktur sudah menjadi fokus pengembangan pemerintah di masa mendatang. Hal itu membuat perusahaan di sektor infrastruktur bisa growth sejalan dengan pertumbuhan industri yang dipelopori pemerintah.
Tiga perusahaan yang sedang ditangani perseroan untuk melaksanakan IPO saham tahun depan berasal dari sektor perikanan, infrastruktur serta minyak dan gas (migas). Perusahaan paling besar dari tiga kliennya tersebut berasal dari sektor migas.
“Pendapatan perusahaan kontraktor migas itu Rp 3 triliun,” terangnya. (Lihat : Berpeluang IPO, Bursa Efek Pelajari Perkembangan Industri Fintech)
Perusahaan di Bidang Penjualan Udang asal Jawa Timur
Sementara dari sektor perikanan, perusahaan yang menjadi klien perseroan bergerak dalam bisnis penjualan udang. Perusahaan itu berbasis di Jawa Timur. Pendapatan perusahaan itu mencapai Rp 145 miliar.
Francis mengatakan, perusahaan dengan pendapatan Rp 3 triliun jika ingin tumbuh 10 persen saja butuh uang Rp 300 miliar. Sementara perusahaan dengan pendapatan sekitar Rp 100 miliar butuh dana Rp 50 miliar saja untuk bisa growth 50 persen. (Baca : Dua Alasan Ini Sebabkan Bank Pembangunan Daerah Sulit IPO)
“UKM dengan industri strategi pertumbuhannya bisa double digit,” katanya.
Yuanta baru saja menjadi underwriter PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) melangsungkan IPO saham. Emdeki menerbitkan 307,25 juta saham baru atau setara 17 persen dari modal disetor ke publik dengan harga pelaksanaan Rp 600 per saham.
Dalam aksi go public itu, Emdeki memperoleh dana sebesar Rp 184 miliar. Perseroan menggunakan 73,91 persen dari dana IPO saham untuk belanja modal. Dari jumlah itu, sebanyak 48,96 persen untuk membangun pabrik high-grade silica alloy dan 24,95 persen untuk membangun pabrik carbide desulphuriser.
Sekitar 13,41 persen dana IPO untuk modal kerja dua perusahaan tersebut dan 12,68 persen untuk modal kerja produksi kalsium karbida. (Baca : Bidik Dana IPO Rp 30-60 Miliar, Dua UKM Listing di Bursa Akhir Tahun Ini)