Bareksa.com - Dua gerai Matahari akan ditutup. Kedua cabang tersebut berada di Pasaraya Manggarai dan Pasaraya Blok M. Harga saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) pada hari ini, Jumat 15 September 2017 justru terbang 5 persen menjadi Rp 10.200 dari sebelumnya Rp 9.725.
Naiknya harga saham terdorong aksi beli yang dilakukan oleh CLSA Sekuritas (KZ) sebanyak 9.548 lot saham pada harga rata-rata Rp 10.098,5 per saham atau senilai Rp 9,6 miliar.
Nilai transaksi yang dilakukan oleh KZ setara 30 persen dari seluruh transaksi saham LPPF yang mencapai Rp 32 miliar.
Sementara pembeli terbesar berikutnya adalah Mandiri Sekuritas (CC) yang membeli 2.738 lot saham pada harga rata-rata Rp 10.008,9 per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,7 miliar.
Meski begitu, jika dilihat dalam satu tahun terakhir harga saham LPPF telah anjlok 48 persen menjadi Rp 9.725 dari sebelumnya Rp 18.500
Grafik: Harga Saham LPPF Selama 1 Tahun
Sumber: Bareksa.com
Hasil riset Bareksa menemukan rasio harga saham terhadap pendapatan per lembar saham (EPS) atau P/E ratio LPPF berada di bawah rata-rata sektoral.
LPPF yang memiliki bisnis ritel dan mengoperasikan 151 gerai Matahari Department Store memiliki PER 13,5 kali atau hanya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dengan PER 12,23 kali.
Namun jika dibandingkan saham PT Ace Hardware Tbk (ACES) dengan PER 23 kali dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dengan PER 34,04 kali, maka PER LPPF jauh lebih murah.
Grafik: PER Saham LPPF, RALS, ACES, MAPI
Sumber: Data diolah
Turunnya harga saham LPPF seiring dengan laju pertumbuhan penjualan pada toko yang sama atau same store sales growth (SSSG) yang relatif melambat pada semester I tahun ini.
Emiten dengan kode saham LPPF ini melaporkan SSSG khusus semester I 2017 tumbuh sebesar 14,6 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama 2016. Padahal, untuk periode yang sama tahun sebelumnya, SSSG perseroan tumbuh hingga 40 persen bila dibandingkan dengan kuartal kedua 2015.
Padahal, semester I tahun ini didukung oleh momen Lebaran yang biasanya mendongkrak penjualan.
Secara kumulatif untuk periode semester pertama tahun ini, SSSG tumbuh sebesar 8 persen secara year on year (yoy). Tingkat pertumbuhan ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pada semester I 2016 yang mencapai 27,1 persen yoy.
Grafik: Same Store Sales Growth (SSSG) LPPF
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Tingkat penurunan SSSG perseroan pada tahun ini berbanding lurus dengan tingkat penurunan kinerja perseroan secara tahunan.
Pada paruh pertama tahun ini, LPPF membukukan penjualan Rp 5,73 triliun, atau tumbuh 10,77 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 5,18 triliun.
Tingkat pertumbuhan tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penjualan pada semester pertama 2016 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015. Pendapatan perseroan pada periode tersebut melonjak 32,12 persen dari Rp 3,92 triliun menjadi Rp 5,18 triliun.
Grafik: Laba dan Pendapatan LPPF
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Laba bersih perseroan bahkan tumbuh lebih cemerlang saat itu, yakni mencapai 78,61 persen dari Rp 647,77 miliar menjadi Rp 1,16 triliun. Padahal, pertumbuhan laba bersih perseroan pada semester I tahun ini hanya 15,64persen terhadap raihan semester I 2016, yakni menjadi Rp 1,34 triliun.