Bareksa.com – PT Medikaloka Hermina, perusahaan pemilik rumah sakit Hermina ini sedang bersiap-siap untuk merealisasikan rencana penggalangan dana dari pasar modal melalui skema initial public offering (IPO). Demi mewujudkan hal itu, Hermina baru saja mengumumkan perolehan dana segar Rp 600 miliar dari private equity Creador.
Menurut Presiden Direktur Hermina Hasmoro, pihaknya telah bermitra dengan Creador sejak 2013. Hasmoro bercerita, pertemuan dengan Creador merupakan salah satu niat perseroan untuk mengembangkan bisnisnya.
“Jadi saat itu, kami butuh modal dan mulai membuka diri ke investor. Karena kami juga memang berniat untuk go public,” ujar Hasmoro di Jakarta, Rabu, 6 September 2017.
Sayang, Hasmoro belum mau mengungkapkan kapan rencana go public Hermina bisa terealisasi. Dia hanya bilang, sampai saat ini rencana tersebut masih dalam kajian. Yang jelas, Hasmoro meyakini, keberadaan Creador dapat membawa Hermina dan sektor kesehatan Indonesia menjadi lebih baik ke depannya.
Sementara itu, Senior Managing Director Creador Cyril Noerhadi menyampaikan, investasi di Hermina yang setara US$ 45 juta menjadi bagian dari total investasi Creador yang mencapai US$100 juta di sektor farmasi dan kesehatan. Adapun total investasi Creador di Indonesia sudah mencapai US$ 200 juta. (Baca juga : Berita Hari Ini : Hermina Bidik US$ 200 Juta dari IPO, Laba Adaro Melonjak)
“Kepemilikan kami di Hermina itu minoritas. Pemilik mayoritasnya adalah 13 pihak yang semuanya pendiri dan merupakan dokter,” ucap Cyril.
Cyril juga menerangkan, rata-rata investasi yang dilakukan Creador merupakan jangka panjang dengan kisaran waktu 5 tahun. Cyril juga menegaskan, selama ini Creador lebih tertarik untuk berinvestasi pada sektor konsumer yang jasa dan produknya dibeli perorangan.
Khusus untuk sektor rumah sakit, menurut Cyril sektor ini masih dalam masa pertumbuhan yang pesat dan merupakan bagian yang penting. “Sekaligus penerima manfaat dari program pemerintah untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk seluruh masyarakat Indonesia melalui BPJS Kesehatan,” tambahnya.
Ekspansi Hermina
Sambil mempersiapkan rencana go public, Hermina terus melanjutkan ekspansinya dengan menambah sejumlah rumah sakit. Tahun ini saja, setidaknya ada 5 rumah sakit baru yang sudah dan akan dibangun Hermina.
“Tahun ini total tambah 5 rumah sakit. Kami sudah realisasikan 2, jadi sisa tahun ini akan tambah 3 rumah sakit lagi,” kata Hasmoro.
Sesuai rencana, tiga rumah sakit yang akan dibangun akan berlokasi di Medan, Purwokerto, dan Podomoro. Sementara untuk tahun depan, Hermina juga berencana menambah lima rumah sakit lagi di beberapa lokasi seperti Samarinda, Jakabaring, Padang, Manado, dan Surabaya. (Lihat juga : Saham-Saham Yang IPO Tahun 2016 Ini, Harganya Naik 3 Kali Lipat)
Hasmoro menerangkan, kebutuhan investasi awal pembangunan rumah sakit berkisar Rp 80-100 miliar dengan fasilitas 50 tempat tidur. Namun total kebutuhan investasi Hermina lebih besar lagi karena rumah sakit yang ada masih bisa dikembangkan.
Rencana ekspansi perseroan tidak lepas dari rencana untuk memiliki 40 rumah sakit dengan 4.000 kamar tidur pada 2020 mendatang. “Saat ini, kami sudah memiliki sekitar 25 rumah sakit dengan 2.600 tempat tidur di kota-kota tingkat 1 dan 2 di seluruh Indonesia,” ungkap dia.
Dia juga menambahkan, pembangunan rumah sakit baru Hermina bukan berdasarkan rencana perseroan melainkan undangan dari dokter-dokter di daerah yang ingin mengembangkan diri tapi tidak bisa bangun rumah sakit.
“Artinya, pemilik rumah sakit yang kami bangun itu juga kerjasama dengan dokter-dokter tersebut. Biasanya terdiri dari 30-40 orang. Ini yang menjadikan bisnis model kami khas dan unik,” imbuhnya.
Saat ini, ada 4 rumah sakit yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia, yakni PT Siloam Hospitals International Tbk, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk., PT Mitra Keluarga Karya Sehat Tbk, dan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. Kemudian pelaku industri sektor yang juga sudah go public adalah perusahaan laboratorium klinik PT Prodia Widyahusada Tbk, yang menggelar IPO senilai Rp1,52 triliun pada Juli 2016 lalu. (Baca juga : Siloam Rights Issue Rp 9.500 dengan Rasio 4 : 1, Ini Analisa Harga Saham SILO)