Berita / / Artikel

BI Rate Turun, BPJS Ketenagakerjaan Alihkan Investasi dari Deposito ke Saham

• 06 Sep 2017

an image
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G. Masassya (kiri) menjadi pembicara di acara diskusi Komunitas Pemerhati Pasar Modal (KPPM) bersama dengan Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga (tengah) dan Deputi Direktur Kebijakan Ekonomi Moneter BI Yoga Affandi. (Bareksa.com/Hanum K. Dewi)

BPJS saat ini memilah jenis investasi yang berpotensi akan dialihkan dengan mencermati imbal hasil yang kurang bagus

Bareksa.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan berencana mengalihkan beberapa instrumen investasi yang memberikan margin rendah setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen.

"Kami akan melakukan efisiensi dan efektifitas dari dana-dana yang mempunyai margin rendah akan diswitch ke yang nilainya lebih tinggi," kata Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Amran Nasution ketika memperingati Hari Pelanggan di BPJS Ketenagakerjaan Denpasar, Selasa, 5 September 2017.

Mengutip IQplus, dia menjelaskan jenis investasi yang mengalami pertumbuhan setelah adanya penurunan suku bunga acuan tersebut di antaranya seperti saham dan obligasi.

Namun di sisi lain, lanjut Amran, deposito merupakan salah satu instrumen investasi yang terdampak akibat penurunan suku bunga acuan BI Seven Days Repo Rate sebesar 25 basis poin itu sehingga menyebabkan margin deposito menurun.

Meski demikian, Amran menekankan pihaknya tidak serta merta mengalihkan dana investasi yang selama ini mengendap di deposito ke instrumen investasi lainnya karena dana tersebut juga digunakan untuk membiayai pembangunan di antaranya infrastruktur.

Pihaknya saat ini memilah jenis investasi yang berpotensi akan dialihkan dengan mencermati imbal hasil yang kurang bagus.

Grafik : Perbandingan Analisa Korelasi IHSG vs Bond Yield (Year to Date)

Sumber : Bareksa.com

Mengacu pada grafik di atas, jarak antara IHSG dan yield obligasi semakin melebar sehingga menggambarkan bahwa baik pasar saham maupun obligasi sama-sama sedang bullish. Harga obligasi yang terus menguat akan berbanding terbalik dengan penurunan yield sehingga wajar jika pasar obligasi saat ini dikatakan bullish. (Baca Juga : Jika BI Turunkan Suku Bunga, Maka Yield Obligasi Berpeluang ke Level 6,5 Persen)

Amran menyakinkan meski terjadi penurunan suku bunga acuan namun ia menyatakan imbal hasil yang diberikan kepada peserta malah akan naik karena adanya keseimbangan pasar atau ekuilibrium baru.

"Dengan penurunan suku bunga BI return (imbal hasil) kepada peserta bukan turun tetapi malah naik. Jangan dianggap suku bunga turun, pendapatan BPJS Ketenagakerjaan turun, itu belum tentu," katanya.

Tags: