Bareksa.com- PT Indonesia Airasia (IAA) bakal melantai di pasar modal Indonesia, namun tidak menggunakan skema initial public offering (IPO). Maskapai penerbangan asal Malaysia ini bakal go public melalui skema backdoor listing, apalagi secara kinerja Indonesia menjadi salah satu negara yang memberikan pendapatan terbesar kepada Induk AirAsia Berhad.
Nantinya perusahaan yang membantu backdoor listing IAA adalah PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP).
Mengacu pada laporan keuangan induk usaha, AirAsia Berhad pada kuartal IV 2016 yang dipublikasikan di Bursa Efek Malaysia, emiten berkode saham AIRA tersebut masih menggenggam 49 persen saham Indonesia AirAsia, 45 persen AirAsia Thailand, 39,9 persen AirAsia Pilipina dan 49 persen AirAsia .
Adapun besaran kontribusi pendapatan dari beberapa negara, terbesar pertama disumbang oleh AirAsia Thailand yang pada akhir 2016 menyumbang RM 3,8 miliar atau setara 55,8 persen dari seluruh pendapatan Air Asia Berhad yang mencapai RM 6,8 miliar
Sementara pendapatan dari AirAsia Indonesia pada 2016 memberi kontribusi 17,5 persen atau setara RM 1,2 miliar. Angka tersebut turun jika dibandingkan periode sebelumnya, di mana AirAsia Indonesia mampu menyumbang 23 persen dari total penjualan atau setara RM 1,46 miliar
Di urutan ketiga dan keempat adalah AirAsia Pilipina dan India yang menyumbang pendapatan masing-masing sebesar RM 940 juta atau sebanding dengan 13,7 persen dan RM 508 Juta atau setara 7,4 persen dari total pendapatan.
Grafik: Komposisi Pendapatan AirAsia Indonesia, Pilipina, Thailand dan India Terhadap Induk Usaha
Sumber : Air Asia, diolah Bareksa
Dari pendapatan AirAsia di beberapa negara sebagian besar naik setiap tahunnya, mendorong pertumbuhan pendapatan Induk AirAsia Berhad sebesar 7,58 persen dalam 4 tahun terakhir. Bahkan di 2016, perusahaan pesawat yang bergerak dengan target pasar low cost ini membukukan pendapatan hingga RM 6,8 miliar atau bertumbuh 8,7 persen dibandingkan dengan Tahun 2015.
Grafik : Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih AirAsia Berhad (MYR Juta)
Sumber : Air Asia, diolah Bareksa
Hal tersebut juga berdampak pada peningkatan laba bersih entitas induk yang bertumbuh hingga 278 persen menjadi RM 2 miliar. Hal tersebut didorong oleh beberapa faktor seperti berhasilnya manajemen dalam melakukan efisiensi dengan memangkas beberapa rute yang dianggap sebagai “jalur kurus” dan menambah kapasitas di penerbangan dengan rute “jalur gemuk” sehingga berdampak pada kenaikan load factor atau perbandingan antara jumlah penumpang terhadap kapasitas yang nyaris menyentuh 90 persen.
Grafik : Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Penumpang AirAsia
Sumber : AirAsia, diolah Bareksa
Backdoor Listing CMPP
Sementara, perusahaan yang akan melakukan backdoor listing ini akan menerbitkan dalam right issue CMPP sekitar 13.646.388.139 saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Artinya, CMPP akan mengantongi dana segar sebesar Rp 3,41 triliun dari right issue.
Dari dana yang terkumpul, sebanyak 76 persen akan dialokasikan CMPP untuk membeli sekuritas perpetual IAA senilai Rp 2,6 triliun.
Kemudian, sekuritas perpetual tersebut kemudian akan dikonversikan menjadi saham baru IAA. Dengan demikian CMPP juga akan menjadi pemegang saham IAA. Sementara sisanya sekitar 24 persen untuk modal kerja CMPP dan entitas anak.
Rencananya Air Asia juga akan mendatangkan hingga 8 pesawat baru bertipe Airbus 320 hingga akhir tahun 2017. Tiga di antaranya akan digunakan Indonesia AirAsia X untuk rute internasional.