Bareksa.com – Jumlah bank dengan modal inti kurang dari Rp 1 triliun alias Bank BUKU I, secara perlahan terus berkurang. Mengacu statistik perbankan Indonesia (SPI), hingga Juni 2017 jumlahnya hanya tersisa 20 bank.
Jika dibandingkan dengan posisi akhir 2014, setidaknya ada 22 bank yang naik kelas hasil penambahan modal dari pemegang saham, baik melalui suntikan langsung maupun hasil merger dengan bank lain. Sementara untuk sepanjang tahun ini, jumlah bank BUKU 1 yang naik kelas ada 4 bank karena posisi akhir 2016 masih ada 25 bank.
Namun ada yang menarik dari jumlah bank-bank kecil ini. Terutama jika dilihat dari bank yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelusuran Bareksa, setidaknya ada 7 bank kategori BUKU 1 yang berstatus milik publik.
Bank-bank tersebut antara lain PT Bank Agris Tbk (AGRS), PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO), PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS), PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR), PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA), dan PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB). Dari daftar ini, Bank Artos menjadi bank dengan modal inti paling kecil.
Tertuang dalam laporan keuangan perseroan, modal inti Bank Artos per 30 Juni 2017 hanya sebesar Rp 120,62 miliar. Artinya, untuk menuju BUKU II, Bank Artos butuh modal tambahan hingga Rp 879,38 miliar.
Tabel: Modal Inti dan CAR Bank BUKU I Tbk
Sumber: Laporan keuangan diolah Bareksa
Selain Bank Artos, ada Bank Mitraniaga yang per 30 Juni 2017 punya modal inti Rp 226,72 miliar. Bank dengan kode saham NAGA butuh modal Rp 773,28 miliar untuk bisa naik kelas. Begitu juga Bank Harda yang butuh modal Rp 616,21 miliar jika ingin naik kelas ke BUKU II karena modal intinya per 30 Juni 2017 baru mencapai Rp 383,79 miliar.
Secara berurutan, kebutuhan modal tambahan bank lainnya sebesar Rp 440,51 miliar untuk Bank Agris, Rp 507,86 miliar untuk Bank Banten, Rp 586,48 miliar untuk Bank Dinar, dan Rp 433,96 miliar untuk Bank Yudha Bhakti. Jika dikompilasi, maka tujuh bank BUKU I tersebut membutuhkan modal tambahan hingga Rp 4,24 triliun.
Harga Saham
Selama ini, setiap bank punya cara sendiri dan telah menetapkan target untuk bisa naik kelas. Terutama dengan mengandalkan sang pemilik alias pemegang saham pengendali untuk menyuntikan modalnya. Di luar itu, saat ini banyak investor, baik dari dalam maupun luar negeri yang tertarik untuk mencaplok bank-bank tersebut.
Bahkan, belakangan sudah ada nama-nama investor yang secara terang-terangan mengincar bank-bank kecil sebagai target akuisisi. Sebut saja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Selain itu juga ada PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP). Dan tentu saja bukan hal yang mudah dan murah untuk mengambil bank kecil, khususnya yang sudah menjadi milik publik.
Pasalnya, harga saham sebagian bank tersebut sudah naik kencang pada tahun ini. Misalnya saja AGRS dan BBHI. Harga saham AGRS hingga 23 Agustus 2017 sudah naik 187,91 persen dari Rp 91 pada akhir 2016 menjadi Rp 262.
Begitu juga BBHI. Harga sahamnya naik 163,64 persen dari Rp 66 pada akhir 2016 menjadi Rp 174 per 23 Agustus 2017.
Tabel: Harga Saham 7 Bank BUKU 1 Tbk
Sumber: Bareksa.com