Bareksa.com – Center of Indonesia Tax Analysis (CITA) menilai target penerimaan pajak pemerintah dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2018 cukup realistis dan moderat meski tetap menunjukkan optimisme yang cukup tinggi.
Direktur Ekesekutif Center of Indonesia Tax Analysis (CITA), Yustinus Prastowo, menuturkan pemerintah menargetkan penerimaan pajak tahun depan sebesar Rp 1.609,4 triliun. Asumsi target pajak tahun depan tampaknya hanya naik sekitar 9 persen dari target pajak APBNP 2017 sebesar Rp 1.472,7 triliun.
“Tetapi target penerimaan pajak dalam RAPBN 2018 akan meningkat sebesar 21 persen dari proyeksi kami terhadap penerimaan pajak 2017,” kata di Jakarta, Selasa, 22 Agustus 2017.
Dia memperkirakan perolehan pajak tahun ini berkisar antara Rp 1.094 – 1.169 triliun atau sebesar 85,3-91,14 persen dari target penerimaan pemerintah. Proyeksi tersebut didasari oleh kinerja penerimaan pajak per Juli 2017, yang meskipun meningkat tetapi belum memuaskan.
Penerimaan pajak negara hingga Juli meningkat seebsar 12,47 persen, tetapi jumlah tersebut sudah termasuk penerimaan dari program pengampunan pajak (tax amnesty) periode III. Tax amnesty periode III berlangsung pada Januari – Maret 2017.
Apabila penerimaan pajak dari tax amnesty dikecualikan, maka penerimaan pajak hingga Juli 2017 hanya meningkat sebesar 8,49 persen atau sebesar Rp 578,6 triliun.
“Kinerja 2017 akan diuji lagi pada September 2017 karena faktor tax amnesty pada September 2016 kontribusinya cukup signifikan,” jelas Yustinus.
Realisasi dan Target Penerimaan Pajak
Sumber : Kementerian Keuangan
Selanjutnya, Yustinus mengapresiasi RAPBN 2018 yang dia nilai disusun secara hati-hati. Target pemernitah cenderung moderat meskipun tetap optimistis dan kredibel.
Menurut dia, hal tersebut menjadi pertanda baik bagi kendali pengelolaan perekonomian nasional, khususnya kebijakan fiskal yang berkesinambungan dan sehat.
Semenjak anjloknya harga komoditas, perekonoian Indonesia melambat hingga tumbuh di bawah 5 persen pada 2015. Di tengah pencarian titik keseimbangan baru dalam perekonomian global maupun dinamika politik di Amerika Serikat (AS), pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat pada 2016 dengan pertumbuhan mencapai sebesar 5 persen.
“Dalam APBNP 2017, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen,” ungkapnya.
Yustinus menuturkan, apabila melihat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan II 2017, sulit bagi pemerintah mengejar target pertumbuhan ekonomi.
Dalam RAPBN 2018, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah harus bekerja keras.
Pertimbangan tersebut atas dasar kinerja pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya dan dampak keekonomian dari pembangunan infrastruktur yagn baru dirasakan secara signifikan setelah 2019.