Bareksa.com – Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengalami tekanan bersamaan dengan pengumuman pelaksanaan rights issue bernilai Rp 5 triliun. Hingga pukul 11:03 WIB, saham TPIA turun 2,22 persen menuju level Rp 25.375 dari penutupan hari sebelumnya Rp 25.950 per saham.
Jelang penutupan sesi I perdagangan hari ini (Rabu, 16 Agustus 2017), nilai transaksi saham TPIA sudah mencapai Rp 31,49 miliar atau 12.212 lot dengan frekuensi sebanyak 460 kali. Sejauh ini, Henan Putihrai Sekuritas menjadi pembeli terbanyak dengan volume 984 saham pada harga rata-rata Rp 25.902.
Sementara penjual terbanyak saham TPIA adalah CIMB Sekuritas Indonesia dengan volume 1.234 saham pada harga rata-rata Rp 25.886.
Sebenarnya, harga saham TPIA pada hari ini sempat menyentuh level tertinggi Rp 25.725, dengan level terendah Rp 25.375. Sementara, level terbanyak ditransaksikan ada pada Rp 25.500 dengan frekuensi 60 kali pada volume 1.869 lot.
Grafik: Intraday Saham TPIA Hingga Pukul 10:54 WIB pada 16 Agustus 2017
Sumber: Bareksa.com
Sebagai informasi, perseroan menawarkan sebanyak 279.741.494 saham baru dengan nilai nominal Rp 1.000,- per saham. Setiap pemegang 47 saham lama berhak atas 4 HMETD (rights). Setiap 1 HMETD memiliki hak untuk membeli 1 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 18 ribu per saham.
Dalam aksi korporasi ini, pemegang saham yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Marigold Resources Pte. Ltd., dan Prajogo Pangestu tidak akan melaksanakan HMETD nya. Sedangkan pemegang saham SCG Chemicals Co., Ltd. bermaksud untuk melaksanakan seluruh haknya. Adapun yang bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) adalah PT Mandiri Sekuritas.
Perluas Basis Investor
Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra, menuturkan selain untuk memenuhi persyaratan free float 7,5 persen dari Bursa Efek Indonesia, rights issue dilakukan sebagai langkah perseroan untuk memperluas basis investor sekaligus meningkatkan likuiditas perdagangan, memperkuat posisi Perseroan sebagai perusahaan publik, dan semakin mengembangkan akses ke pasar modal domestik maupun luar negeri.
“Dengan pendalaman dan profil investor yang baru ini akan menjadi dasar yang lebih kuat bagi Chandra Asri untuk memperluas jejak langkah petrokimia di Indonesia dan realisasi kompleks petrokimia kedua di masa depan,” tutur Erwin.
Berbeda dengan saham TPIA, pergerakan saham BRPT lebih baik. Keputusan untuk tidak menyerap haknya dalam rights issue TPIA sempat membawa saham BRPT ke level Rp 1.890 sebelum akhirnya kembali ke Rp 1.865 pada pukul 11:12 WIB.
Hingga saat ini, nilai transaksi saham BRPT mencapai Rp 61,91 miliar yang terbentuk dari voume 330.452 lot dengan frekuensi 2.561. Sebagai pembeli terbanyak saham BRPT adalah CIMB Sekuritas Indonesia dengan volume 30.403 pada harga rata-rata Rp 1.877 dan Victoria Sekuritas Indonesia menjadi penjual terbanyak dengan volume 35.802 pada harga rata-rata Rp 1.870.
Grafik: Intraday Saham BRPT Hingga Pukul 11:02 WIB pada 16 Agustus 2017
Sumber: Bareksa.com
Sesuai dengan prospektus perseroan, kepemilikan Barito Pacific di TPIA akan terdilusi menjadi 41,51 persen dari sebelumnya 45,04 persen. Sementara, kepemilikan SCG Chemicals masih tetap 30,57 persen. Dan sampai saat ini, sebanyak 498.670.213 dari saham Barito Pacific di TPIA sedang digadaikan kepada Bangkok Bank Public Company Limited.