Analis Menilai Ada Peluang Beli Saham AISA, Tapi Dengan Catatan Ini

Bareksa • 24 Jul 2017

an image
Seorang pekerja menata beras bulog pengadaan kuartal kedua tahun 2015 di Gudang Bulog Sub Divre Malang-Pasuruan Gadang, Malang, Jawa Timur, Selasa (19/5). Persediaan beras menjelang bulan Ramadan untuk wilayah Malang-Pasuruan dinyatakan aman hingga lima bulan ke depan dengan stok mencapai 25 ribu ton. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/ss/15

Catatannya selama AISA mampu bertahan di atas level Rp 1.080 per saham

Bareksa.com – Sejak Jumat pekan lalu, harga saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau biasa disebut TPS Food anjlok tajam akibat sentimen negatif unit usaha yakni PT Indo Beras Unggul tersangkut kasus dugaan pemalsuan kandungan beras.

Pada  pembukaan perdagangan pagi ini, Senin 24 Juli 2o17, saham AISA juga anjlok 24,9 persen menjadi Rp 905 per saham sehingga terkena penolakan otomatis (AR) oleh sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Meski begitu, pada pukul 11.24 WIB, saham AISA mulai rebound ke level 1.155 per saham.

Analis Senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan pada harga pembukaan hari ini, terjadi gap di mana saham AISA turun 300 poin menjadi Rp 905 per saham. Akan tetapi, mulai adanya peningkatan volume pembelian level Rp 950 - 965  per saham.

“Dengan kondisi itu maka bisa dilakukan trading buy bertahap selama mampu bertahan di atas level Rp 1.080 per saham. Level support Rp 960-1.050 dan Resisten Rp 1.150-1.200 per saham,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin, 24 Juli 2017.

Menurut Reza mencermati sentimen yang ada saat berlangsungnya inspeksi mendadak di pabrik Indo Beras Unggul di Bekasi, maka hal itu cenderung sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha emiten. Dia sebelumnya merekomendasikan trading sell atas saham AISA, dengan posisi support antara Rp 1.150 – Rp 1.165 dan posisi resisten antara Rp 1.390 – Rp 1.400. “Saham AISA pada Jumat pekan lalu telah ditutup pada harga Rp 1.205 per saham,” ungkapnya.

Pergerakan AISA Intraday Senin, 24 Juli 2017

Sumber : bareksa.com

Untuk diketahui, pabrik beras PT Indo Beras Unggul (PT IBU), unit usaha TPS Food di Bekasi digerebek Satgas Pangan, pada Kamis malam 20 Juli 2017 karena diduga memalsukan kandungan karbohidrat dalam kemasan. Dalam kasus ini Indo Beras Unggul dituduh menjual beras subsidi seharga beras premium. Menurut keterangan kepolisian, mereka diduga telah menipu masyarakat dengan mencantumkan label premium dalam kemasan.  

Modus operandi yang dilakukan perusahaan itu adalah mengemas beras subsidi jenis IR64 dengan label cap Ayam Jago dan Maknyuss. Padahal beras IR64 adalah beras medium yang disubsidi pemerintah dengan harga Rp 9 ribu per kilogram. Setelah dibungkus dan dilabeli mereka menjual seharga Rp 20 ribu per kilogram. Kementerian Perdagangan Jumat pekan lalu mengumumkan telah membekukan sementara aktivitas perdagangan Indo Beras dibekukan untuk kepentingan penyelidikan kepolisian.

Direktur Tiga Pilar Sejahtera Food, Jo Tjeng Seng, dalam keterbukaan kepada Bursa Efek Indonesia, membenarkan bahwa anak usahanya yakni Indo Beras Unggul yang berlokasi di Bekasi telah diinspeksi oleh otoritas Satgas Pangan. Dia menjamin bahwa perusahaan sepenuhnya akan koperatif dengan aparat dan dan transparan terhadap pihak-pihak terkait yang berwenang. "Kami juga akan berupaya untuk melakukan review terhadap internal maupun eksternal untuk memastikan fakta-faktanya," ujarnya, dalam pernyataan tertulisnya, Jumat, 21 Juli 2017.

Sekretaris Perusahaan TPS Food, Desilina,  menambahkan dalam melakukan kegiatan usahanya, Indo Beras Unggul membeli gabah dari petani dan beras dari mitra penggilingan lokal. Dia menegaskan anak perusahaan tidak membeli beras subsidi yang ditujukan untuk program sejahtera Bulog atau beras bentuk lainnya dalam menghasilkan beras kemasan berlabel. “Indo Beras memproduksi beras kemasan berlabel untuk konsumen menengah atas sesuai dengan deskripsi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI),” katanya.