Bareksa.com – Kinerja saham sebagian besar emiten baru tahun ini terbilang mencengangkan. Pasalnya, dari 20 saham emiten baru itu, sebanyak 17 saham mencatat kenaikan signifikan. Bahkan, di antaranya sudah naik lebih dari 1.000 persen dari harga perdananya.
Namun sayang, ternyata ada tiga saham yang tidak memiliki performa bagus. Ketiga saham itu antara lain saham PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD). Harga ketiga saham itu sudah berada di bawah harga perdana.
Saham PORT misalnya. Emiten pertama yang melepas sahamnya ke publik tahun ini menetapkan harga perdana Rp 535. Di hari pertamanya itu, saham PORT sempat melesat ke Rp 750 sebelum akhirnya ditutup pada Rp 575 per saham.
Namu dua hari perdagangan berselang sejak IPO atau tepatnya pada 20 Maret 2017, saham PORT langsung berada di bawah harga perdana dengan menutup hari pada Rp 510. Bahkan pada 17 Juli 2017, saham PORT menutup hari dengan level terendah Rp 448.
Tabel: Performa Saham Emiten Baru 2017 Hingga 17 Juli 2017
Sumber: Bareksa.com
Ternyata, performa saham PORT sejalan dengan kinerja keuangannya per kuartal I 2017. Meski pendapatannya naik dari Rp 186,38 miliar menjadi Rp 291,6 miliar, namun labanya turun 37,65 persen dari Rp 38,25 miliar menjadi Rp 23,85 miliar.
Selain PORT, saham emiten baru yang harganya sudah di bawah harga perdana adalah HRTA. Saham HRTA mulai diperdagangkan pada 21 Juni 2017 dengan harga perdana Rp 300 dan menutup hari pertamanya pada level Rp 332.
Begitu juga dengan CARS. Harga perdana saham CARS saat IPO pada 10 April 2017 mencapai Rp1.750. Namun pada hari pertamanya itu, harganya langsung ditutup turun jadi Rp1.740 setelah menyentuh level tertinggi Rp1.850.
Penurunan itu pun berlanjut hingga satu minggu perdagangan dan membuat saham CARS menyentuh level terendah Rp1.470 pada 18 April 2017. Dan pada 17 Juli 2017, saham CARS masih berada di bawah harga perdana dengan catatan level Rp1.555.
Sedikit mirip dengan PORT, saham HRTA mulai menyentuh harga di bawah IPO setelah empat hari perdagangan sejak hari pertama atau tepatnya pada 5 Juli 2017. Saat itu, saham HRTA ditutup pada level Rp 284. Harga ini pun menjadi level terendah saham HRTA hingga 17 Juli 2017, meskipun sempat menutup hari pada 6 Juli 2017 dengan harga Rp 314.
Lalu ada saham WOOD. Sejauh ini, saham WOOD menjadi saham emiten baru tahun ini yang cukup banyak ditransaksikan secara harian. Saham WOOD pertama kali diperdagangkan pada 21 Juni 2017 dengan harga perdana Rp 260.
Di hari pertamanya, saham WOOD menyentuh level tertinggi Rp 390, sebelum akhirnya menutup perdagangan pada level Rp 280. Sejak hari pertamanya ini, saham WOOD terlihat sulit bergerak naik sampai akhirnya menyentuh level terendah Rp 254 pada 17 Juli 2017.
Grafik: Pergerakan Saham WOOD Sejak IPO Hingga 17 Juli 2017
Sumber: Bareksa.com
Apakah ketiga saham ini bisa kembali bangkit dan mengikuti pertumbuhan 17 saham emiten baru lainnya, atau kah justru semakin terpuruk?