Trans Power Marine Bagi Dividen 52% Laba Bersih

Bareksa • 19 May 2017

an image
Direktur Keuangan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) Rudy Sutiono dalam public expose RUPST tahun buku 2016, di Jakarta, Jumat (19/5)

Perusahaan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp10,53 miliar, atau setara dengan Rp4 per saham

Bareksa.com – PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) tetap memutuskan untuk membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya, meski perseroan mencatat laba 2016 turun dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya. Perusahaan jasa pengangkutan laut ini akan membagikan dividen tunai sebesar Rp10,53 miliar, atau setara dengan Rp4 per saham.

Catatan laba perseroan tahun 2016 turun menjadi US$1,51 juta (sekitar Rp20,2 miliar) dibandingkan US$2,03 juta pada tahun sebelumnya. Maka, rasio pembagian dividen ini (payout ratio) sebesar 52 persen dari laba bersih perseroan.

Keputusan pembagian dividen tersebut tertuang dalam hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini (Jumat, 19 Mei 2017). Dividen ini menjadi komitmen perseroan atas dukungan pemegang saham, setelah terakhir kali membagi dividen pada 2014 lalu.

Direktur Keuangan Trans Power Marine Rudy Sutiono mengungkapkan, meski kondisi pelemahan ekonomi masih berdampak terhadap industri pelayaran, perseroan tetap mampu mempertahankan laba positif.

“Dan kenaikan harga batu bara pada kuartal III 2016 memberikan angin segar bagi industri pengangkutan batu bara. Hal ini pun menjadi dasar kami meyakini kinerja tahun 2017 akan lebih baik,” ucap Rudy.

Rudy menambahkan, utilisasi kapal yang maksimal akan membuka peluang peningkatan pendapatan usaha dan laba bersih pada tahun 2017. Di sisi lain, perseroan juga senantiasa membayar cicilan utang bank dan bunga secara tepat waktu.

Tahun ini, Trans Power Marine mematok target pendapatan dan laba naik berkisar 10 persen sampai 15 persen. Angka tersebut ditetapkan dengan pertimbangan adanya penambahan kontrak dengan pelanggan baru maupun peningkatan volume dari pelanggan yang sudah ada.

Di sisi lain, perseroan menganggarkan dana belanja modal (capex) sebesar US$3 juta, tidak jauh berbeda dari anggaran tahun lalu. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk maintenance rutin armada. “Dan kami, belum memiliki rencana untuk menambah armada baru,” imbuh Rudy.

Pada tahun 2016, perseroan menganggarkan capex bernilai US$3,2 juta. Dana sebesar itu telah direalisasikan untuk perbaikan dan pemeliharaan armada yang dimiliki perseroan.

Saat ini, perseroan memiliki armada kapal yang terdiri dari tiga jenis. Jumlah kapal tunda (tug boat) sebanyak 37 unit, kapa tongkang (barges) sebanyak 33 unit dan crane barges sebanyak 3 unit.

Saham TPMA

Setelah naik 9,78 persen dalam perdagangan 16-17 Mei 2017, saham TPMA kembali tertekan. Pada perdagangan 18 Mei 2017, saham TPMA mesti turun 11,48 persen dari Rp244 menjadi Rp216.

Tekanan itu pun berlanjut pada perdagangan sesi I hari ini. Tercatat, saham TPMA mengalami penurunan 6,48 persen menuju level Rp202. Sayangnya, penurunan saham TPMA ini terjadi atas transaksi 1 lot dengan frekuensi 1 kali. Perdagangan saham TPMA memang tidak terlalu likuid.

Jika mengacu posisi akhir 2016 yang masih berada pada Rp316, maka saham TPMA hingga sesi I hari ini mengalami penurunan 36,07 persen. Selain itu, saham TPMA yang sejak akhir tahun 2016 biasa ditransaksikan hingga 50.000 lot dalam sehari, mulai sepi setelah 8 Februari 2017.

Pada tanggal terakhir itu, saham TPMA ditransaksikan sebanyak 54.716 lot dengan nilai Rp1,65 miliar. Adapun saat itu, harga saham TPMA ditutup Rp298. (hm)