Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)
Optimis penjualan bisa tembus US$762 juta, emiten dengan sandi saham SRIL ini mematok target laba hingga US$68 juta. Optimisme perusahaan yang biasa dikenal dengan merek Sritex ini terkait dengan peralihan permintaan tekstil dari China ke Indonesia akibat penghapusan subsidi industri tekstil di negara Tirai Bambu tersebut.
China juga tengah berhadapan dengan upah pekerja yang cukup tinggi. Selama ini, pangsa pasar tekstil China mencapai 30 persen, dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara 9 persen. Sritex pun membidik pasar ekspor hingga memberi kontribusi 56 persen terhadap total penjualan.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
Guna memperoleh dana untuk pengembangan jalan tol baru, emiten dengan kode saham JSMR ini melepas 15 persen saham atau setara dengan 35,61 juta saham PT Trans Marga Jateng. Penerima divestasi ini adalah PT Astratel Nusantara.
Melalui aksi ini, kepemilikan Jasa Marga di Trans Marga Jateng tersisa 58,91 persen dari sebelumnya 73,91 persen. Sementara, kepemilikan Astratel yang sebelumnya punya 25 persen saham Trans Marga Jateng naik menjadi 40 persen.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Emiten tambang batu bara ini meraih kontrak 4,5 juta ton berdurasi 5 tahun melalui anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal. Kontrak ini akan mengalir untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap Tanjung Jati B yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah.
Secara rinci, Kaltim Prima Coal akan memasok batu bara lot-1H unit 1 dan 2 sebesar 1,5 juta ton per tahun, Lot-E unit 3 dan 4 sebesar 2,3 juta ton per tahun, dan Lot-G unit 3-4 sebesar 500.000 ton per tahun. Adapun PLTU Tanjung Jati ini dikendalikan oleh PT PLN (Persero).
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
Salah satu toko milik emiten dengan kode saham RALS yang berada di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengalami kebakaran. Musibah ini telah menghasuskan sebagian besar barang dagangan dan beberapa inventaris yang ada di toko tersebut.
Namun, perseroan memastikan, jumlah kerugian telah ditutupi oleh perusahaan asuransi dan tidak berdampak material terhadap hasil operasional perseroan secara keseluruhan. Akibat kejadian ini, operasional toko baru akan berjalan setelah dilakukan renovasi.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Rencana perseroan untuk memperkuat bisnis di Filipina akan terealisasi tahun ini. Bahkan, emiten dengan kode saham AMRT ini merevisi jumlah gerai baru yang akan dibuka dari semula 120 menjadi hingga 200 gerai.
Keberadaan Alfamart di Filipina sudah berlangsung sejak 2014. Total, ada 270 gerai Alfamart. Jika rencana tersebut terealisasi, maka jumlah gerai Alfamart bisa mendekati 500 gerai. Adapun di Filipina, ekspansi Alfamart tertuang melalui Alfamart Retail Asia Ltd, yang merupakan hasil kerjasama dengan SM Group.