Didukung Non-Migas, Neraca Dagang Indonesia Surplus US$1,24 Miliar April 2017

Bareksa • 16 May 2017

an image
Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan) dan Kepala BKPM Franky Sibarani (kiri) memberikan keterangan pers seusai mengikuti rapat kabinet terbatas bidang ekonomi di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/9). Rapat tersebut membahas soal penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment (FDI) serta kemudahan berusaha di Indonesia. ANTARA FOTO

Perdagangan sektor migas masih mengalami defisit

Bareksa.com – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia untuk periode bulan April yang menunjukkan surplus sebesar US$1,24 miliar. BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia pada April mencapai sebesar US$13,17 miliar atau turun 10,3 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada Maret 2017. Pada saat yang sama, impor juga menurun 10,2 persen menjadi US$11,93 miliar pada April.

Nilai neraca perdagangan Indonesia April 2017 yang mengalami surplus dipicu oleh surplus sektor nonmigas US$1,87 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan sektor migas defisit US$630 juta.

Dari sisi volume perdagangan, neraca volume perdagangan Indonesia mengalami surplus 31,38 juta ton pada April 2017. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca sektor nonmigas 32,13 juta ton. Namun, neraca volume perdagangan sektor migas defisit 0,75 juta ton.

Pie Chart : Struktur Ekspor Jan – Apr 2016 & 2017

Sumber : BPS, diolah Bareksa

Ekspor nonmigas produk industri pengolahan meningkat 15,60 persen secara nominal. Ekspor produk pertanian juga meningkat 25,16 persen, dan ekspor produk pertambangan dan lainnya meningkat 42,19 persen.

Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari–April 2017, kontribusi ekspor nonmigas produk industri pengolahan adalah 75,14 persen, ekspor produk pertanian adalah 2,10 persen, dan kontribusi ekspor produk pertambangan dan lainnya adalah 13,56 persen, sementara kontribusi ekspor migas adalah 9,20 persen.

Pie Chart : Struktur Impor Jan – Apr 2016 & 2017

Sumber : BPS, diolah Bareksa

Dirinci menurut golongan penggunaan barang ekonomi, diketahui bahwa selama April 2017 golongan bahan baku memberikan peranan terbesar, yaitu 74,06 persen dengan nilai US$36,6 miliar, diikuti oleh impor barang modal 16,49 persen atau US$7,5 miliar, dan impor barang konsumsi 9,45 persen atau US$4,3 miliar.

Pemerintah memandang ekspor Indonesia selama empat bulan pertama tahun ini menunjukkan kinerja yang baik. Hal tersebut menjadi bekal untuk mendorong ekonomi Indonesia tahun 2017.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, kinerja ekspor Indonesia secara umum di tahun ini masih menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan tahun lalu. Walaupun nilai ekspor di bulan April 2017, lebih rendah dibanding Maret 2017.

Menurut Darmin, total ekspor Januari hingga April 2017 yang mencatatkan pertumbuhan hingga dua digit, sebesar 18,63 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY), masih bisa diandalkan sebagai salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi tahun ini