Berita / / Artikel

Oktober 2017, Maskapai Reasuransi Indonesia Gelar Right Issue Rp500 Miliar

• 12 May 2017

an image
Tamu undangan mengamati pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2016 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1). Presiden meminta pelaku usaha optimis menghadapi perekonomian 2016. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Dana hasil right issue akan meningkatkan RBC hingga 369%

Bareksa.com -  PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) berencana untuk melakukan right issue pada Oktober mendatang. Adapun dana yang bisa diperoleh dari right issue tersebut sebesar Rp500 miliar.

Direktur Accounting dan Finance Marein Yanto Jayadi Wibisono mengungkapkan, aksi right issue tersebut dilakukan untuk memperkuat permodalan. Dia menargetkan, rasio kecukupan modal berbasis risiko (risk based capital/RBC) setelah right issue bisa mencapai 369 persen."RBC sebelum right issue adalah 242 persen,"kata dia di Jakarta, Rabu (10/5).

Adanya peningkatan modal diharapkan juga bisa mendukung ekspansi perseroan tahun ini. Direktur Utama Marein Robby Loho mengungkapkan, pada tahun ini, pihaknya menargetkan pendapatan premi bisa meningkat 31,3 persen dan laba bisa bertumbuh 13,9 persen.

Sementara hingga akhir 2016, pendapatan premi perseroan tercatat sebesar Rp1,45 triliun, bertumbuh 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan sampai kuartal pertama 2017, pendapatan premi perseroan sudah mencapai Rp345 miliar, bertumbuh 24 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Segmen asuransi umum dan asuransi jiwa menjadi kontributor utama pendapatan premi perusahaan. Yanto menyebutkan, pada akhir 2016, pendapatan premi dari asuransi jiwa berkontribusi 65 persen dengan pertumbuhan 22 persen. Sementara untuk pendapatan premi dari asuransi umum berkontribusi 35 persen dengan pertumbuhan 67 persen.

Dari sisi klaim, Direktur Marein Trinita Situmeang menjelaskan, total beban klaim pada akhir 2016 meningkat 35,2 persen. Adapun kontribusi dari klaim tersebut adalah bisnis dari asuransi umum dan jiwa.

“Kalau dari bisnis asuransi umum, klaim berasal dari pencadangan klaim yang dilakukan karena adanya kebakaran pabrik tahu nlalu. Sementara dari sisi asuransi jiwa, berasal dari bisnis asuransi kesehatan dan asuransi jiwa kredit,”papar dia.

Lebih lanjut, dari sisi laba, pada akhir 2016 bertumbuh 7,6 persen menjadi Rp145,8 miliar. Sebelumnya, pada akhir 2015, laba perseroan tercatat sebesar Rp135,5 miliar.

Yanto mengungkapkan, hasil underwriting dan hasil investasi menjadi faktor penyebab perolehan laba. Dia menyebutkan, dari sisi hasil investasi meningkat 56,4 persen menjadi Rp62,2 miliar. Sekitar 50 persen dari aset portofolio berada dalam instrumen fixed income seperti deposito, sedangkan sisanya adalah SUN dan investasi langsung di sektor properti.

“Penempatan investasi kami di SUN sedikit naik karena untuk memenuhi aturan investasi yang disyaratkan OJK. Tahun ini, peralihan investasi ke SUN masih akan terjadi dan yang akan berkurang adalah investasi dari deposito sebanyak 5 persen,”jelas dia.

Tags: