Berita / / Artikel

Data Ini Tunjukan Penyebab Amblasnya Sektor Tambang Hari Ini

• 10 May 2017

an image
A huge excavator shovelling earth and brown coal in the open-cast lignite mine 'Vereinigtes Schleenhain' is pictured near the Boehlen-Lippendorf power station of German power supplier Vattenfall - (REUTERS/Michaela Rehle)

Salah satu produsen Batubara di Australia berencana akan menyuplai batubara lebih banyak di pasar global

Bareksa.com – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai tersendat akibat tekanan dari sektor tambang. Hari ini, sektor tambang menyusut 2,42 persen karena pasar batubara kembali dihantui potensi naiknya suplai global.

Melansir media Australia setempat abc.net.au, adanya laporan bersifat confidential yang memprediksi harga batubara akan menyusut secara signifikan dan ekspor batubara dari pelabuhan Australia akan menurun karena perusahaan batubara terbesar di Queensland utara Australia yakni Adani’s Carmichael memutuskan untuk melanjutkan produksi-nya.

Apabila produksi batubara Adani’s tetap berlanjut, suplai batubara ke pasar global akan bertambah sekitar 40 juta ton per tahun. Tak hanya itu, masih mengutip abc.net.au harga batubara setidaknya akan terkoreksi hingga US$3,80 per ton. Berdasarkan konsensus setidaknya harga batubara akan melemah dari US$68,8 menjadi US$65 per ton.

Perusahaan tambang asal Queensland itu juga berpotensi menurunkan ekspor batubara pemerintah Australia di pelabuhan Newcastle hingga 11 – 12 juta juta ton setiap tahunnya.

Akibat sentimen global ini dari sekitar 45 perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, mayoritas menyusut lebih dari 1 persen. Dua saham tambang dengan penurunan terbesar yaitu ADRO dan HRUM masing-masing sekitar 6,2 persen dan 8,33 persen.

Tabel : Saham – saham Tambang terkoreksi

*Hingga pukul 14.30 wib

Sumber : Bareksa.com

 

Tags: