Bareksa.com - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (profit after tax & minority interest/PATAMI) sebesar Rp490,1 miliar hingga kuartal I-2017. Adapun pencapaian laba bersih tersebut mengalami kenaikan sebanyak 10,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menjelaskan, meski pertumbuhan pada kuartal pertama masih lambat dan di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan, Maybank Indonesia telah mampu melalui awal tahun ini dengan baik. Pelemahan makroekonomi dan berlanjutnya penurunan belanja konsumen akan membawa tantangan baru di 2017.
"Tetapi saya yakin kami sudah meletakkan fondasi yang kuat untuk mengatasinya. Sementara kami terus meningkatkan pertumbuhan bisnis perbankan global pada kuartal mendatang. Kami juga akan memberikan fokus lebih besar dalam memperkuat perbankan ritel untuk menjaring pangsa pasar dan peluang bisnis yang lebih besar," kata Taswin, Kamis 27 April 2017.
Adapun perolehan laba bersih di kuartal I-2017 tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang lebih baik, pengelolaan biaya secara disiplin, pertumbuhan pinjaman korporasi, dan pencapaian kinerja perbankan syariah. Maybank Indonesia terus berupaya menjaga kondisi ini bisa terus lebih baik.
NII meningkat 8,1 persen menjadi Rp1,7 triliun pada kuartal I-2017 dibandingkan sebelumnya sebesar Rp1,5 triliun pada kuartal I-2016. Pertumbuhan NII disebabkan kedisiplinan dalam melakukan pricing kredit dan pengelolaan dana secara aktif. Sedangkan marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) naik menjadi 4,7 persen pada Maret 2017 dibandingkan 4,3 persen pada Maret 2016.
Biaya overhead tetap stabil pada Rp1,2 triliun di kuartal I-2017, sebagai hasil dari pengelolaan biaya yang intensif di seluruh operasional dan lini bisnis. Upaya pengelolaan biaya yang berkelanjutan ini telah menyebabkan Cost to Income Ratio (CIR) stabil pada 58,3 persen.
Taswin menjelaskan, loan to deposit ratio (LDR) untuk Maybank Indonesia semata berada pada level 88,4 persen. Sementara loan to funding ratio sebesar 87,7 persen. Total simpanan nasabah tumbuh dari Rp114,8 triliun di kuartal I-2016 menjadi Rp117,7 triliun pada kuartal I-2017 dengan rasio CASA (Current Account Saving Account) mencapai 37,1 persen.
"Maybank Indonesia terus memberikan fokus pada transactional banking dan jaringan elektronik termasuk fasilitas mobile banking berbasis internet Maybank M2U yang juga memberikan kontribusi yang besar pada perbaikan posisi likuditas," tutur Taswin.
Sementara untuk kualitas aset tercatat tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan/NPL konsolidasian terjaga di 3,7 persen (gross) dan 2,4 persen (net) per Maret 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Maybank Indonesia juga dapat mengurangi biaya provisi sebesar 9,5 persen menjadi Rp269,3 miliar pada Maret 2017 dari Rp297,4 miliar di Maret 2016.
"Dengan baiknya kinerja dimaksud, Maybank Indonesia mencatat CAR meningkat menjadi 17,0 persen per 31 Maret 2017 dibandingkan dengan sebelumnya sebesar 16,1 persen per 31 Maret 2016 dengan total modal mencapai Rp21,7 triliun," ungkap Taswin.
Di sisi lain, kinerja unit usaha syariah Maybank Indonesia terus membaik. Tercatat laba bersih naik 50,3 persen menjadi Rp187,5 miliar pada Maret 2017 dari Rp124,8 miliar di Maret 2016. Total pembiayaan syariah tumbuh 53,1 persen mencapai Rp14,3 triliun di Maret 2017 dibandingkan dengan Rp9,3 triliun pada Maret 2016.
"Sementara simpanan melonjak 55,3 persen menjadi Rp12,1 triliun dari Rp7,8 triliun. Total aset perbankan syariah tumbuh 28,6 persen menjadi Rp21,5 triliun, memberikan kontribusi 13,1 persen dari total aset Maybank Indonesia," kata Taswin.
Sementara itu, Maybank Finance mencatat kenaikan pembiayaan konsumer sebesar 49,9 persen menjadi Rp6,3 triliun pada Maret 2017 dibandingkan dengan Rp4,2 triliun pada Maret 2016. Kualitas aset tetap tetap terjaga dengan NPL gross hanya 0,41 persen dan NPL net sebesar 0,33 persen.
Laba sebelum pajak Maybank Finance naik 30,5 persen dari Rp66,8 miliar pada Maret 2016 menjadi Rp87,2 miliar pada Maret 2017. Total pembiayaan selama tiga bulan pertama 2017 mencapai Rp2 triliun atau tumbuh 3,4 persen terutama disumbang dari pembiayaan kendaraan baru.
"Meskipun di tengah iklim makro yang penuh tantangan, saya gembira dengan kinerja kuartal pertama Maybank Indonesia. Pertumbuhan yang dicapai merupakan hasil dari upaya yang sungguh-sunggguh untuk meningkatkan kapabilitas organisasi," kata Presiden Komisaris Maybank Indonesia dan Group President & CEO Maybank Group Abdul Farid Alias. (K02)