Meroket 25%, Mahalkah Saham KAEF?

Bareksa • 12 Apr 2017

an image
Pekerja melakukan proses pencetakan obat jenis tablet di pabrik PT Phapros Tbk di Semarang, Jateng, Jumat (20/6) - (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

Salah satu sentimen yang mendorong harga KAEF adalah suntikan modal di anak usaha perseroan

Bareksa.com - Pada perdagangan hari ini, 12 April 2017, harga saham PT Kimia Farma Tbk Tbk (KAEF) meroket, hingga menyentuh batas tertinggi harian yang diperbolehkan di pasar reguler di Bursa Efek Indonesia. Hal ini seiring dengan aksi penambahan modal di anak usaha perseroan yang berpotensi menambah kapasitas produksi bahan baku obat.

Saham emiten farmasi milik pemerintah ini naik 25 persen menjadi Rp2.040 dari sebelumnya Rp1.635. Kenaikan tersebut membuat instruksi beli saham KAEF mengalami penolakan otomatis (auto rejection) di pasar reguler hari ini.

Grafik: Pergerakan Harga Saham KAEF Secara Intraday

Sumber: Bareksa.com

Pada perdagangan hari ini, Mirae Aset Securities (YP) menjadi pembeli terbesar saham KAEF dengan memborong 68.000 lot saham pada harga rata-rata Rp2.014,3 per saham senilai Rp14,1 miliar. Nilai transaksi yang dilakukan oleh YP setara 21,7 persen jika dibandingkan seluruh transaksi saham KAEF yang mencapai Rp64,8 miliar.

Sementara pembeli terbesar kedua adalah Yuanta Sekuritas (FS) dengan membeli 72.000 lot saham pada harga rata-rata Rp1.936,9 per saham, senilai Rp13,9 miliar.

Lantas, apakah naiknya harga saham KAEF telah membuatnya menjadi mahal?

Analis Bareksa mencoba menghitung valuasi tiga saham itu menggunakan metode Price to Earnings Ratio (PER). Semakin tinggi nilai PER, maka harga saham emiten tersebut semakin mahal relatif terhadap kinerja labanya, begitupun sebaliknya.

Grafik: PER Saham KAEF, KLBF dan INAF

Sumber: Data diolah Bareksa

PER saham KAEF jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis, ternyata memang paling premium. Saham-saham sejenis KAEF adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Indofarma Tbk (INAF)

Jika dilihat pada harga sekarang, PER saham KAEF telah menjadi 42,37 kali. Sementara itu, PER KLBF hanya 32,1 kali sedangkan PER INAF ternyata negatif 571,45 kali, atau tidak bisa memberikan kontribusi laba bagi para pemegang sahamnya.

Terlepas dari mahalnya harga saham, terdapat sentimen positif yang mendorong saham KAEF hari ini. Berita terakhir yang dipublikasi oleh perseroan pada hari ini adalah terkait suntikan modal kepada anak usahanya senilai Rp78,75 miliar, yang akan digunakan untuk pembangunan pabrik. Dalam informasi itu, disebutkan KAEF memiliki 75 persen saham di anak usaha PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) yang merupakan patungan dengan Sung Wun Pharmacopia Co asal Korea Selatan.

Penambahan modal tersebut akan digunakan untuk mendukung pembangunan pabrik bahan baku obat (active ingredient) di Cikarang. Pabrik tersebut akan memproduksi delapan jenis bahan baku obat dengan total kapasitas 30 ton per tahun. Pabrik itu akan memproduksi juga bahan baku kosmetik dan suplemen untuk diekspor ke mancanegara. Dampaknya, pabrik tersebut akan mengurangi ketergantungan impor bahan baku. (hm)