BNBR Menambah Modal Melalui Obligasi Konversi Rp82,5 miliar

Bareksa • 03 Apr 2017

an image
Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Bobby Gafur Umar (kiri) memberikan penjelasan kpd Chief Finance Operating Achmad Amri Aswono Putro (kedua kanan), Chief Legal Operating RA Sri Dharmayanti (kanan) & Direktur Independen Dody Taufik Wijaya (kedua kiri), sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan RUPSLB. ANTARA FOTO/Audy Alwi (2/6/16)

Ada 5 pihak yang melakukan eksekusi PMTHMETD tersebut

Bareksa.com – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengumumkan bahwa telah melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“PMTHMETD”) melalui penerbitan Obligasi Wajib Konversi dan saham biasa seri D. Penambahan Modal tersebut sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 2 Juni 2016 mengenai PMTHMETD melalui penerbitan Obligasi Wajib Konversi dan saham biasa seri D sesuai dengan POJK No. 38/POJK.04/2014.

Berdasarkan pengumuman yang diterima oleh Bareksa pada hari ini, 3 April 2017, induk usaha Grup Bakrie ini mengumumkan bahwa telah menambah modal saham sekitar 16,5 miliar lembar saham dengan harga pelaksanaan (exercise) Rp50 per lembar. Adapun pencatatan saham tersebut telah terjadi di akhir pekan lalu (31 Maret 2017).

Pihak- pihak yang mengambil saham tersebut antara lain, Daley Capital Limited,  Interventures Capital Pte Ltd, PT Maybank Kim Eng Securities, Harus Capital Ltd  dan Smart Treasures. Rinciannya tampak dalam grafik berikut ini.

Grafik: Pihak – pihak yang mengonversi utang obligasi BNBR

Sumber : Bareksa.com

Sebagai tambahan informasi, sebelum pelaksanaan PMTHMETD modal disetor dan ditempatkan Perseroan adalah sebesar 97 miliar lembar saham dan setelah pelaksanaan PMTHMETD bertambah menjadi sebesar 113,5 miliar lembar saham dengan tujuan penggunaan dana yang terhimpun sekitar Rp82,5 miliar akan digunakan untuk merestrukturisasi utang perseroan.

Dalam laporan keuangan BNBR per 30 September 2016, pinjaman jangka pendek mencapai Rp1,69 triliun dengan utang jangka panjang yang jatuh tempo setahun Rp3,26 triliun. Penerbitan saham ini merupakan salah satu cara untuk merestrukturisasi utang perseroan senilai Rp8 triliun.