Bareksa.com - PT Indonesia Infrastruktur Finance (IIF) menargetkan pembiayaan tahun ini tumbuh 50 persen dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu. Pembiayaan tersebut akan difokuskan untuk proyek infrastruktur minyak bumi dan gas serta sektor infrastruktur lainnya.
Presiden Direktur IIF Arisudono Soerono menjelaskan, pada 2016 lalu, perseroan membukukan pembiayaan sekitar Rp8 triliun. "Tahun ini, kami menargetkan bisa bertumbuh Rp4-5 triliun menjadi Rp12-13 triliun," ujar dia di Jakarta, Jumat (17 Maret 2017).
Sebagai perusahaan pembiayaan di bawah naungan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), IIF tidak bisa menjalankan pembiayaan secara langsung. "Pembiayaan kami lakukan secara sindikasi, club deal ataupun bilateral," jelas dia.
Sementara untuk proyek pembiayaan, perseroan tahun lalu terlibat dalam proyek telekomunikasi, energi dan pembangkit listrik tenaga surya. Sedangkan untuk proyek tahun ini, perseroan mendapatkan proyek pembangunan infrastruktur minyak bumi dan gas, pelabuhan dan lainnya.
"Januari lalu, kami baru tanda tangan kerjasama sindikasi pengolahan gas. Lalu Februari 2017, kami terlibat dalam proyek telekomunikasi," ujar dia.
Dari segi pendanaan, perseroan memanfaatkan pendanaan dari pasar modal dan pinjaman perbankan. Mengenai porsi pendanaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan tahun ini.
"Pendanaan akan kami cari dari pasar modal dan pinjaman bank, rencana dalam waktu dekat kami akan obligasi," jelas dia.
Arisudono melanjutkan, pihaknya tidak hanya mengandalkan pendanaan dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Di tengah adanya kenaikan suku bunga The Fed, perseroan tidak terlampau khawatir menggunakan pendanaan asing. Pasalnya, perseroan memiliki rating AAA sehingga bisa mendapatkan suku bunga yang bersaing di pasar. (K09)