Bareksa.com – Pada hari Rabu kemarin (Rabu, 15 Maret 2017), PT Sucorinvest Asset Management resmi berganti nama dan logo menjadi PT Sucor Asset Management. Perubahan nama ini juga dilakukan pada perusahaan sekuritas yang termasuk dalam anak usaha Sucorinvest Group yakni dari PT Sucorinvest Central Gani menjadi PT Sucor Sekuritas.
Perubahan identitas terbaru ini, merupakan bagian dari transformasi yang mencerminkan tiga hal dalam menyesuaikan kemajuan digital keuangan. Hal ini seperti yang disampaikan oeh Direktur PT Sucor Sekuritas, Nicolaos Oentung, pada saat acara press conference pengenalan identitas baru di gedung Spazio, Surabaya.
“Cerminan identitas baru perusahaan ini meliputi 3 hal. Yaitu yang pertama speed yang berarti cepat dan dinamis dalam beradaptasi di era digital. Kedua adalah kreatif, berfikir out of the box untuk menjawab tantangan pasar saat ini. Serta yang ketiga adalah solid, artinya kami memiliki pondasi yang kuat untuk membangun partnership dengan nasabah dan mitra bisnis baik secara sistem maupun dengan tim internal,” jelas Nico.
Dalam merefleksikan ketiga cerminan di atas, PT Sucor Sekuritas pada awal April ini berencana akan meluncurkan platform online untuk bertransaksi, yaitu SPOT (Sucor Personal Trading Online) generasi terbaru. Aplikasi ini juga didukung oleh perangkat infrastruktur yang kokoh untuk menjamin kemanan bertransaksi dan meminimalisasi risiko kegagalan pasar.
Selain itu, dengan bertepatan peresmian identitas baru, PT Sucor Sekuritas juga meresmikan pembukaan cabang baru yang bertempat di Gedung Spazio Surabaya. Hal ini dilatarbelakangi dengan keinginan untuk memperluas kesempatan dan pangsa pasar. Cabang ini memiliki konsep baru dengan memiliki lounge khusus untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah dalam berkonsultasi dan bertransaksi hingga melakukan pertemuan mitra kerja maupun kegiatan komunitas.
Sementara pada PT Sucor Asset Management--yang juga mengalami perubahan identitas--memiliki strategi pengelolaan reksa dana yang cukup baik dan bisa dikatakan berbeda dengan manajer investasi lainnya (out of the box) dalam melakukan pembentukan portofolio reksa dana.
Strategi tersebut adalah ‘the second level thinking’ yang cenderung menganalisa dampak lain dari adanya suatu fenomena pasar keuangan. Melalui strategi ini, reksa dana kelolaan PT Sucor Asset Managemenet berhasil tercatat sebagai reksa dana penghasil return tertinggi dalam periode tertentu, khususnya pada jenis saham dan campuran. (Baca Juga: Hasilkan Return 5 Kali Lipat IHSG, Ini Strategi Pengelolaan Sucorinvest Fund)
Berdasarkan data Bareksa, dalam periode satu tahun terakhir reksa dana Sucorinvest Equity Fund, Sucorinvest Maxi Fund, dan Sucorinvest Sharia Equity Fund tercatat menghasilkan return masing-masing sebesar 50,33 persen, 35,04 persen, dan 31,17 persen. Ketigannya ini masuk dalam 10 besar dengan return tertinggi dari keseluruhan reksa dana saham, seperti yang tampak pada grafik di bawah ini.
Tabel: Daftar Reksa Dana Saham
Sumber: Bareksa.com
Kemudian, pada Sucorinvest Flexi Fund -- reksa dana campuran milik Sucor Asset Management -- kinerja yang dihasilkan pun tidak kalah dengan produk lainnya. Dengan return 33,32 persen, reksa dana ini juga menduduki jejeran 5 teratas pencetak return tertinggi dalam setahun terakhir dari keseluruhan reksa dana campuran.
Tabel: Daftar Reksa Dana Campuran
Sumber: Bareksa.com
Itulah sekilas mengenai pengenalan identitas terbaru dari Sucor Group yang memiliki visi sebagai perusahaan jasa keuangan yang bernilai tinggi di Indonesia. Dengan memilki identitas baru yang tidak lagi tradisional, diharapkan perusahaan jasa keuangan milik Sucor Group ini dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat atau investor dalam berinvestasi di bidang pasar modal, khususnya generasi milenial. (hm)
**
Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.