Bareksa.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) kembali mendapat dukungan untuk terus melanjutkan operasinya di Kabupaten Rembang. Setelah sebelumnya mendapat kekuatan hukum melalui izin lingkungan yang diberikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, perusahaan semen milik negara ini pun didukung oleh warga lokal di sekitar pabrik dan tambang Rembang.
Ketegasan warga Rembang mendukung penuh pembangunan pabrik milik Semen Indonesia terangkum dalam sebuah aksi damai di depan Istana Negara, Selasa, 14 Maret 2017. Warga pendukung pembangunan pabrik semen ini menamakan diri sebagai Laskar Brotoseno.
Dalam orasinya, Koordinator Laskar Brotoseno Wahyudi menegaskan, pihaknya merupakan warga asli Rembang yang bermukim tidak jauh dengan lokasi pembangunan pabrik semen milik Semen Indonesia. Kedatangan mereka ke Istana pun untuk menegaskan posisinya bahwa seluruh warga Rembang mendukung beroperasinya pabrik semen Rembang.
Jauh-jauh datang ke Jakarta, Laskar Brotoseno sekaligus mementahkan aksi tandingan dari sekitar 10 orang yang mengaku warga Rembang yang menolak pembangunan pabrik. Laskar Brotoseno bahkan menegaskan, aksi warga yang mengecor kaki itu bukan berasal dari Rembang.
“Bisa dibuktikan, kami (Laskar Brotoseno) itu warga mana dan mereka (yang mengecor kaki) itu warga mana. Mereka itu warga Pati, kami yang asli warga Rembang,” sebut Wahyudi.
Wahyudi pun memperkuat dukungannya dengan mengungkapkan data-data pendukung terkait pertumbuhan ekonomi di sekitar pabrik Rembang. Dia bilang, tingkat perekonomian warga Rembang membaik bahkan sebelum pabrik semen Rembang beroperasi.
Jika sebelumnya warga Rembang hanya mengandalkan aktivitas pertanian, kini mulai banyak aktivitas ekonomi lainnya seperti warung, jasa laundry, sampai kos-kosan yang tumbuh di sekitar pabrik. “Ini merupakan bentuk dari komitmen Semen Indonesia melalui program sosial,” tambah Wahyudi.
Untuk itu, Wahyudi berharap, Presiden Joko Widodo melihat betul bagaimana sikap warga Rembang yang sebenarnya. Apalagi, dukungan warga asli Rembang juga sudah mendapat dukungan melalui payung hukum peraturan Gubernur sampai sikap dari Menteri BUMN Rini Soemarno.
“Maka, jangan ragu lagi untuk memulai operasional pabrik. Jangan dengarkan penolakan dari warga yang tidak jelas itu. Pabrik semen beroperasi, warga Rembang bisa semakin sejahtera,” imbuh dia.
Dwi Joko, warga Kota Rembang yang turut serta dalam aksi Laskar Brotoseno menambahkan, kota Rembang selama ini telah lama dikenal sebagai salah satu kota termiskin di wilayah Jawa Tengah. Maka dengan hadirnya pabrik semen menjadi secercah harapan untuk dapat memperbaiki kondisi perekonomiannya. (Baca juga: Mitra Binaan Semen Indonesia Ini Beromzet Ratusan Juta Rupiah)
"Dan ini bukan janji atau harapan-harapan kosong. Sudah banyak warga yang merasakan. Ada 6.000 warga yang diterima jadi karyawan. Belum lagi yang buka warung di sekitar pabrik. Buka bisnis macam-macam. Ini semua mana bisa jalan tanpa adanya aktivitas pabrik?" ungkap Dwi.
Dwi pun merasa aneh bila tiba-tiba ada segelintir orang yang mengaku sebagai warga Rembang dan menolak keberadaan pabrik yang jelas-jelas telah memberikan dampak nyata yang positif terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Pun, bila memang penolakan tersebut benar-benar tulus, Dwi mempertanyakan mengapa hal tersebut tidak dilakukan sejak lama mengingat praktik penambangan ilegal sudah ada di Rembang sejak puluhan tahun lalu.
"Makanya jangan jadi pahlawan kesiangan. Faktanya, aktivitas penambangan itu sudah ada sejak lama di tempat kami. Sudah sejak tahun 1994,” ungkap dia.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, izin lingkungan diterbitkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui Keputusan Gubernur nomor 660.1/6 tahun 2017 yang ditandatangani tanggal 23 Februari 2017. Melalui keputusan itu, produsen semen terbesar nasional ini diperbolehkan untuk beroperasi di kawasan Rembang.
Dalam pengumuman yang disampaikan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, dijelaskan mengenai informasi kegiatan penambangan dan pembangunan pabrik Semen Indonesia di Kabupaten Rembang. Dalam surat pengumuman itu dijelaskan, pemrakarsa adalah PT Semen Indonesia Tbk dengan penanggung jawab Rizkan Chandra sebagai direktur utama. Jenis usaha yang diberi izin, yaitu industri semen yang dibuat melalui produksi klinker dengan kapasitas 3 juta ton per tahun.
Investasi untuk pembangunan pabrik Rembang ini sekitar US$400 juta dan diperkirakan dapat menambah kapasitas produksi Semen Indonesia menjadi 35 juta ton. (hm)