Bareksa.com - Perusahaan tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mengatakan dapat memenuhi target penjualan untuk tahun lalu, yang ditetapkan tumbuh 8 persen dari pencapaian sebelumnya. Manajemen pun optimis dapat melanjutkan kinerja cemerlang tersebut pada tahun 2017.
Corporate Secretary Sri Rejeki Isman, Welly Salam mengatakan bahwa penjualan perseroan pada 2016 naik hampir 8 persen, meski laporan keuangan baru akan dipublikasikan secara resmi dalam waktu dekat. "Angka ini sesuai target penjualan yang diperkirakan naik 5-8 persen," ujarnya ketika dihubungi Bareksa pada 9 Maret 2017.
Jika menilik laporan keuangan sebelumnya, pada tahun 2015 perusahaan yang biasa dikenal dengan merek Sritex ini berhasil mengantongi pendapatan US$631,3 juta. Maka dari itu, diperkirakan pendapatan yang naik hampir 8 persen menjadi US$680 juta pada tahun 2016.
Grafik: Penjualan SRIL 2012-2016
2016*: Asumsi penjualan yang naik 8 persen dari tahun sebelumnya
Sumber: Laporan Keuangan Diolah Bareksa.com
Sementara di tahun 2017, perusahaan yang memproduksi seragam militer untuk domestik dan ekspor ini optimis dapat meningkatkan penjualan 8-15 persen. Hal tersebut dicapai dengan biaya belanja modal (capex) yang hanya US$15 juta, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Pada tahun ini, capex perusahaan akan turun, menjadi hanya sekitar US$15 juta. Angka ini di bawah tahun sebelumnya karena pada dua tahun terakhir perusahaan sedang melakukan masa ekspansi. Kini semuanya telah rampung dan diharapkan kami tinggal memetik hasilnya saja,” lanjut Welly.
Sebagai informasi pada tahun 2015 capex SRIL mencapai US$50 juta, sedangkan tahun 2014 sebesar US$80 juta. Belanja modal itu digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi dalam dua tahun, yakni peningkatan produksi benang sebesar 16 persen, kapasitas produksi kain mentah naik 50 persen, produksi kain jadi naik 100 persen serta produksi pakaian naik 114 persen.
Capex perseroan pada dua tahun tersebut sebagian besar berasal dari dana obligasi global dan kas internal, tanpa menggunakan pinjaman perbankan. (Baca juga: Kenapa S&P Turunkan Prospek Kredit SRIL?)
(hm)