MARKET BRIEF: ELTY Selesaikan Bisnis Sentra Timur, SILO Cetak Kenaikan Laba 60%

Bareksa • 01 Mar 2017

an image
Presdir Siloam Romeo (tengah) bersama jajaran Direksi yang baru Caroline Riady (kedua kiri), Kailas N Raina (kiri), Andry (kedua kanan), dan Budi Legowo berbincang usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Karawaci, Tangerang Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Laba LPCK turun 36%, Laba TINS meroket 148%, Zalora bantah jual saham ke MAPI

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)

ELTY melalui anak usahanya PT Bakrie Pangripta Loka melaksanakan tahapan penutupan atap area bisnis Sentra Timur Commercial Park 8 di Jakarta Timur.

Area komersial dan bisnis Sentra Timur Commercial Park (STCP) 8 dibangun di lahan seluas 2.650 m². Bangunan komersial berupa ruko tiga lantai dengan luasan berkisar antara 140 m² hingga 292 m². Jumlah unitnya terbatas hanya ada 16 unit.

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO

SILO masih mampu mencetak kinerja moncer sepanjang tahun 2016 lalu. Hingga akhir Desember 2016, emiten operator rumah sakit ini membukukan kenaikan laba tahun berjalan 60 persen menjadi Rp 99 miliar. Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan operasional perusahaan.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), SILO membukukan pertumbuhan pendapatan operasional kotor sebesar 25 persen pada tahun lalu menjadi Rp 5,17 triliun. Pendapatan operasional bersih tumbuh 22 persen menjadi Rp 3,7 triliun.

PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK)

Tahun 2016 menjadi tahun yang kurang apik bagi kinerja emiten properti ini.  Berdasarkan laporan keuangan LPCK, pendapatan tercatat sebesar Rp 1,48 triliun. Pencapaian tersebut turun 27 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,03 triliun.

Beban pokoknya sejatinya mengalami penurunan sebesar 16 persen menjadi Rp 773,29 miliar. Namun, penurunan ini tak mampu mengkompensasi penurunan pada sisi pendapatan. Ini terlihat dari porsi beban pokok pendapatan yang membesar jadi 52 persen dari sebelumnya 45 persen.

Alhasil, laba kotor LPCK turun 36 persen  menjadi Rp 711,26 miliar dari sebelumnya Rp 1,11 triliun. Dengan adanya tekanan pada top line tersebut, laba bersih LPCK pun tergerus. Tahun lalu, LPCK mencatat laba bersih Rp 539,82 miliar. Angka ini turun 41 persen dibanding perolehan tahun sebelumnya.

PT Timah (Persero) Tbk (TINS)

Tahun 2016 kinerja TINS cukup baik. Hal ini terlihat dari kenaikan pendapatan dan laba dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2016 TINS tercatat mendapatkan laba mencapai Rp 251,97 miliar atau naik 148 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat hanya Rp 101,56 miliar. Jumlah tersebut dibarengi dengan peningkatan pendapatan 1,37 persen dari Rp 6,87 triliun menjadi Rp 6,97 triliun di periode yang sama.

Untuk kinerja operasi, sepanjang tahun lalu produksi bijih sedikit mengalami penurunan dari 26.361 ton di 2015 menjadi 24.121 ton. Sedangkan untuk produksi dan penjualan untuk logam timah juga mengalami penurunan. Produksi logam timah tahun lalu hanya 23.756 metrik ton sedangkan sebelumnya di 2015 mencapai 27.431 metrik ton. Sedangkan penjualannya turun dari 30.087 metrik ton menjadi hanya 26.677 metrik ton. 

PT Mitra Adipersada Tbk (MAPI)

MAPI dan Zalora terus memperdalam kerjasama bisnis. Keduanya tengah melakukan penjajakan guna menambah brand MAPI untuk dijajakan di situs Zalora.

Parker Gundersen, CEO Zalora mengatakan keduanya sudah menjalin kerja sama selama ini, dimana MAPI merupakan supplier dan partner Zalora. Mereka ingin memperdalam kerjasama tersebut tetapi bukan lewat akuisisi saham di Zalora oleh MAPI.