MCOR Resmi Berganti Nama, Begini Fundamental CCB Sebagai Pemegang Saham Baru

Bareksa • 20 Feb 2017

an image
Petugas menghitung mata uang rupiah pecahan Rp100.000 di tempat penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (16/10). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww/15.

Perubahan nama Perseroan telah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No.S-441/PBI.12/2016 tanggal 28/12 2016

Bareksa.com – PT Bank Windu Kentjana International Tbk (MCOR) resmi berganti nama menjadi PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (CCB Indonesia) pada tanggal 29 Desember 2016. Perubahan nama Perseroan ini telah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan No.S-441/PBI.12/2016 tanggal 28 Desember 2016 dan sesuai salinan keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan  No. 17/KDK.03/2016 tanggal 27 Desember 2016.

Latar belakang perubahan nama Perseroan ini terkait dengan masuknya pemegang saham pengendali baru yaitu China Construction Bank Corporation (“CCB”) yang saat ini dalam laporan keuangan per Desember 2016 telah memiliki 60 persen saham Perseroan.

Perubahan nama Perseroan ini berarti secara bertahap seluruh atribut operasional yang menyangkut nama Perseroan akan dilakukan penyesuaian.

Dalam pelaporan informasi yang bersifat material ini terhadap Bursa Efek Indonesia (BEI), Direksi menekankan bahwa perubahan nama Perseroan ini tidak berdampak dari sisi keuangan. Namun, perubahan nama Perseroan ini memberi sentimen semakin baik dan positif terhadap kelangsungan usaha Perseroan, karena CCB yang berasal dari China ini mengklaim dirinya sebagai Bank terbesar No. 2 di dunia saat ini.

Selanjutnya seluruh administrasi, surat-surat dan dokumen-dokumen terkait kegiatan operasional perbankan Perseroan, akan disesuaikan mengacu pada peraturan yang berlaku.

Hingga Desember 2016, total modal disetor perseroan mencapai Rp1,66 triliun. Sehingga, apabila CCB mengambil alih 60 persen kepemilikan MCOR , nilai tersebut berkisar Rp996 miliar dan secara otomatis, CCB menjadi pemegang saham mayoritas di bank tersebut. (Baca juga: Setelah Anjlok Pasca Lebaran, Saham MCOR Lompat 34%. Murahkah Harganya?)

Bagaimana Kesehatan Kinerja Induk CCB Indonesia?

Per 30 September 2016, China Construction Bank membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham mencapai RMB193,8 miliar (setara Rp377 triliun) atau mengalami pertumbuhan 1,35 persen dibandingkan di tahun sebelumnya. Total pinjaman terhadap pelanggan meningkat 11,7 persen menjadi RMB1,03 triliun (sekitar Rp2.003,6 triliun). Total Dana Pihak Ketiga (DPK) bank ini mencapai RMB15,27 triliun (Rp29.700 triliun).

Rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (CAR) sebesar 15,36 persen atau masih berada di atas batas minimum yang ditetapkan oleh World Bank sebesar 10 persen. Hal ini tentunya di atas standar nasional yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di 8 persen.

Nilai aset CCB per 30 September tercatat sebesar RMB20,5 triliun (Rp39.877 triliun), atau naik 11,7 persen dari angka setahun sebelumnya. Sebagai gambaran besarnya aset CCB adalah setara dengan 40,9 kali aset dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), yang merupakan bank terbesar berdasarkan aset di Indonesia.

Melihat total aset dan angka kecukupan modal CCB tersebut, tentunya menjadi dukungan yang kuat bagi prospek MCOR sendiri. Apalagi, MCOR ditargetkan untuk naik ke kategori BUKU III dengan modal inti minimal Rp5 triliun, dari modal inti saat ini sebesar Rp2,7 triliun dan masuk ke kategori BUKU II. Baca Juga : (Ingin Naik Kelas, MCOR Butuh US$250 Juta) (hm)