Bareksa.com – China Construction Bank Corporation masih punya pekerjaan rumah meski telah berhasil mengubah wujud hasil merger PT Bank Windu Kentjana International Tbk dan PT Bank Antar Daerah, menjadi PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR). Salah satunya terkait penguatan modal.
Selain untuk memperlancar kegiatan bisnis, modal yang kuat juga bisa menjadi gambaran tingkat kesehatan suatu bank. Jika mengacu pada laporan keuangan per 30 September 2016, modal inti hasil merger Bank Windu dan Bank Anda mencapai sekitar Rp2,7 triliun atau masuk dalam kategori bank BUKU 2.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, bank kategori BUKU 2 bermodal inti mulai dari Rp1 triliun hingga kurang dari Rp5 triliun. Atas dasar itu, Bank CCB Indonesia berniat meningkatkan modalnya lagi untuk masuk kategori bank BUKU 3 yang bermodal inti Rp5 triliun hingga kurang dari Rp30 triliun.
“Kebutuhannya sekitar US$250 juta dalam kurun waktu 3 tahun, sekitar 2019 mungkin bisa. Ini akan terpenuhi kas internal induk kami,” kata Direktur Bank CCB Indonesia Luianto Sudarmana, Senin, 20 Februari 2017.
Sambil menunggu suntikan modal tersebut mengalir, Bank CCB Indonesia pun akan menyempurnakan hasil merger ini. Luianto bilang, saat ini proses merger masih sebatas legal. Dan merger secara operasional bisa terealisasi pada semester dua tahun ini.
Yang jelas, Bank CCB Indonesia sudah menyiapkan beberapa strategi bisnis. Antara lain dengan fokus menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) sambil mencari celah kredit ke corporate banking dan trade finance.
Tidak tanggung-tanggung, Bank CCB Indonesia berniat menumbuhkan kreditnya hingga 70 persen pada tahun ini. “Dengan catatan, kalau corporate banking kami dengan infrastruktur bisa, seperti proyek listrik. Skemanya bisa sindikasi juga dengan CCB Group,” imbuh Luianto.
Sekadar gambaran, Luianto memperkirakan kredit perseroan hingga akhir 2016 mencapai Rp8,2 triliun. Mengacu targetnya tahun ini, maka kredit Bank CCB Indonesia akan mencapai Rp13,94 triliun.
Respon Investor
Keputusan CCB mengambilalih hasil merger Bank Windu dan Bank Anda tak cuma memberi nilai tambah secara bisnis. Bahkan, investor di pasar modal pun meresponnya melalui pergerakan harga saham.
CCB masuk ke Bank Windu melalui penawaran umum terbatas (PUT) dengan menyerap 51 persen saham atau setara 11,26 miliar pada harga Rp100 per saham. Dan pada perdagangan hari ini, saham MCOR sempat menyentuh Rp306 yang merupakan level tertinggi sejak 29 Juni 2016 yang saat itu ditutup Rp320.
Hingga pukul 11:30 WIB, saham MCOR berada pada level Rp296 atau naik 18,4 persen dari penutupan Jumat, 17 Februari 2017 Rp250.
Grafik: Pergerakan Intraday Saham MCOR
Sumber: Bareksa.com
Seiring dengan peningkatan harga saham tersebut, transaksi MCOR juga terpantau ramai di Bursa Efek Indonesia. Saham MCOR telah diperdagangkan sebanyak 477,56 juta lot senilai Rp136,47 miliar. Nilai transaksi MCOR hingga siang ini masuk ke dalam daftar tiga saham paling besar nilai transaksinya di Bursa. (hm)