Kontrak Baru WIKA Tumbuh 112,5% di 2016

Bareksa • 21 Dec 2016

an image
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri) dan Menteri BUMN Rini M Soemarrno (tengah) saling bertumpu tangan dengan (dari ki-ka) Direktur Utama Wijaya Karya (WIKA) Bintang Perbowo, Direktur Pengelolaan Pertamina Rachmad Hardadi dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto saat penandatanganan MoU Pertamina dan WIKA di Jakarta. ANTARA FOTO/Teresia M

WIKA mencatatkan pendapatan kontrak baru di tahun 2016 mencapai Rp 53,6 triliun, melebihi target Rp52,8 triliun

Bareksa.com – Emiten konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan pendapatan kontrak baru di tahun 2016 mencapai Rp 53,6 triliun. Angka ini melebihi target yang ditetapkan untuk 2016 sebesar Rp52,8 triliun. 

Dibandingkan dengan perolehan kontrak tahun 2015, angka ini mengalami kenaikan hingga 112,5 persen. Dalam periode yang sama kontrak di tahun 2015 hanya Rp25,22 triliun. Direktur Utama Perseroan, Bintang Perbowo, dalam siaran persnya, Rabu 21 Desember 2016 mengatakan dengan torehan kontrak ini maka perseroan yakin bisa meraih laba bersih sebesar Rp940 miliar pada 2016. 

Bintang mengatakan pencapaian ini merupakan dorongan positif bagi perseroan setelah rampungnya right issue melalui mekanisme Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHETD) I pada akhir Oktober lalu dengan penyerapan maksimal sebesar Rp2,149 triliun. Hal ini menurutnya memacu perseroan dalam mengejar berbagai proyek dan infrastruktur yang telah melonjak lebih dari 3 kali lipat dibandingkan periode yang sama akhir tahun lalu. 

“Tambahan modal tersebut diyakini akan semakin meningkatkan kemampuan finansial Perseroan untuk melaksanakan berbagai proyek pengembangan infrastruktur tanah air dan meningkatkan daya saing Perseroan sebagai perusahaan konstruksi dan infrastruktur,” katanya. 

Beberapa proyek yang telah diperoleh perseroan hingga pekan ke-II Desember antara lain Konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung, LRT DKI Jakarta, Jalan Tol Gempol Porong, Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) II, Bendungan Cipanas I, Pembangunan Hotel, Perkantoran dan Convention Hall Grup Puncak Surabaya. Selain itu, ada juga proyek pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Automatic People Mover System Bandara Soekarno Hatta, Renovasi Velodrome, Bendungan Kuwil Manado, Review Design Bandara Oecusse, Rusun Atlet Kemayoran, Flyover Semanggi, Flyover Kramasan, dan Jaringan Gas Prabumulih.

Perseron juga mendapatkan tender pembangunan proyek strategis Kementerian ESDM yang terdiri dari SPBG Bekasi, fasilitas penerangan jalan umum, tanki bahan bakar nabati, pembangunan pembangkit listrik mini hydro di Papua, Transmart Mataram, Transmart Tegal, Sudirman Hill, Produksi Box Girder Jalan Layang Kereta Api Medan-Kualanamu, Elevated Road Maros – Bone, dan Tol Bawen-Solo Seksi 2. 

Proyek paling signifikan yang didapatkan perseroan adalah pembangunan Proyek LRT Jakarta – Koridor 1 (Fase 1), Kelapa Gading – Velodrome - Paket 102. Pekerjaan konstruksi ini bernilai Rp5,295 triliun. Rencananya proyek ini akan berlangsung selama 610 hari kalender kerja. (hm)