Berita / / Artikel

Kinerja Top Line Buruk Tapi BUMI Catat Laba Bersih, Kok Bisa?

• 14 Dec 2016

an image
Area Tambang Bumi Resources (Company)

Dijelaskan dalam laporan keuangan BUMI, pendapatan lain-lain terkait erat dengan proses restrukturisasi utang

Bareksa.com – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada akhir pekan lalu 9 Desember 2016 baru menyampaikan laporan keuangan untuk periode sembilan bulan yang berakhir September 2016. Perusahaan batu bara terafiliasi Grup Bakrie ini mampu mencatatkan laba bersih, yang sekilas menjadi sentimen positif bagi perusahaan yang sedang dalam proses restrukturisasi utang ini.

Dalam laporan keuangan yang belum diaudit tersebut, perusahaan mampu membukukan laba bersih terhadap entitas induk sebesar US$73 juta sejak awal tahun hingga kuartal III 2016 (Q3'16). Hal tersebut terlihat positif baik bagi perseroan maupun investor BUMI, mengingat pada periode yang sama tahun lalu, perseroan membukukan rugi bersih senilai US$377 miliar.

Ada hal yang menarik dalam publikasi terkait kinerja perseroan, yakni ternyata pada periode ini BUMI mengalami rugi usaha (operating loss), setelah pada tahun lalu periode sama BUMI mampu mencetak laba usaha (operating income).

Kondisi rugi usaha tersebut menggambarkan bahwa pendapatan yang diterima BUMI hingga Q3’16 belum mampu menutupi modal usaha serta beban usaha. Sepanjang sembilan bulan tahun ini, pendapatan BUMI menurun signifikan sebesar 46 persen (year on year) menjadi US$18 juta, meski beban pokok pendapatan dan beban usaha dapat ditekan sebesar 14 persen.

Grafik: Perbandingan Laba (Rugi) Usaha dan Pendapatan (US$ Juta) 

Sumber : Laporan Keuangan BUMI (Unaudited)

Bareksa mencoba menganalisa lebih lanjut bagaimana BUMI mampu mencatatkan laba bersih. Hal tersebut dapat dilihat dari cara manajemen menekan beban bunga dari tahun ke tahun sehingga dalam setahun terakhir beban bunga mampu berkurang 30 persen menjadi US$283 juta.

Grafik: Perbandingan Beban Bunga dan Pendapatan Lain-lain (US$ Juta)

Sumber : Laporan Publikasi BUMI (Unaudited)

Dari grafik di atas terlihat bahwa tidak hanya beban bunga menurun tetapi juga beban lain-lain bisa berubah menjadi pendapatan lain-lain bagi BUMI. Hingga kuartal III 2016, BUMI mencatat pendapatan lain-lain sebesar US$351 juta, sehingga mampu menopang total pendapatan lain-lain menjadi US$49 juta.

Dijelaskan dalam laporan keuangan BUMI, pendapatan lain-lain tersebut terkait erat dengan proses tata ulang pelunasan utang sehingga menunjukkan bahwa perseroan mampu mengoptimalkan proses restrukturisasi utang yang baru saja disahkan pengadilan niaga pada akhir November lalu.

Berikut detail terkait proses restrukturisasi utang yang efektif setelah periode pelaporan keuangan September 2016.

Tabel: Proses Restrukturisasi Utang BUMI

Sumber : Laporan Keuangan BUMI September 2016 (Unaudited)

Meski setelah restrukturisasi BUMI mampu mencatatkan keuntungan, perlu diingat bahwa sifat restrukturisasi hanya jangka pendek dan beberapa utang masih menanggung beban bunga di kemudian hari.

Maka dari itu, kinerja laba bersih yang terlihat baik saat ini pun tidak menjadi jaminan kinerja fundamental perseroan akan cemerlang di masa depan meski manajemen dalam presentasi 8 Desember lalu optimis bisa mencatat penjualan sebanyak 90 juta ton dan harga batu bara naik 30 persen pada tahun depan. (hm)

Tags: