Bareksa.com – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) akan segera mencairkan pinjaman baru senilai US$750 juta (sekitar Rp9,98 triliun). Namun, hal ini tidak terkait dengan kondisi likuiditas yang mengetat.
Utang yang nyaris bernilai Rp10 triliun itu akan dipergunakan BNI untuk menutup utang valas yang akan jatuh tempo. “Pinjaman tersebut untuk refinancing utang dalam valuta asing yang jatuh tempo,” kata Direktur Internasional dan Tresuri BNI Panji Irawan kepada Bareksa, pekan lalu.
Atas pernyataan itu, Panji juga menegaskan, likuiditas BNI masih baik dan likuid. Panji juga bilang, pinjaman refinancing berjangka waktu sampai dengan 5 tahun tersebut akan dicairkan dalam bulan ini.
Sayang, Panji tak menjelaskan lebih lanjut berapa dan kapan utang yang akan jatuh tempo tersebut. Panji juga belum bisa menyampaikan tingkat kupon pinjaman tersebut.
Yang jelas, pinjaman baru BNI ini berasal dari sembilan lembaga keuangan internasional. Mereka adalah Australia and New Zealand Banking, Japan's Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, France's BNP Paribas, US's Citibank, Germany's Commerzbank, Taiwan's CTBC Bank and Singapores's DBS, Oversea-Chinese Banking Corporation and United Overseas Bank.
Berdasarkan laporan keuangan hingga September 2016, BNI mencatat total utang sebesar Rp26,34 triliun. Jumlah itu terdiri dari utang rupiah Rp228,71 miliar dan utang valas Rp26,11 triliun yang sebagian besar berasal dari pinjaman bilateral Rp20,33 triliun.
Adapun beberapa pinjaman bilateral yang diterima BNI antara lain dari Standard Chartered Bank Jakarta sebesar US$200 juta akan jatuh tempo pada 19 September 2019, pinjaman bilateral (club deal) dari BNP Paribas Singapore dan Bank Wells Fargo Hongkong US$260 juta jatuh tempo 5 Desember 2016, pinjaman bilateral luar negeri dengan Societe Generale Paris sebesar US$50 juta dan akan jatuh tempo pada 17 Desember 2018.
BNI juga mencatat pinjaman bilateral luar negeri dengan China Development Bank sebesar US$700 juta yang jatuh tempo 16 September 2025. Dan pinjaman bilateral luar negeri dengan China Development Bank sebesar RMB1,9 miliar jatuh tempo 16 September 2025. (hm)