PTBA Dapat Fasilitas Kredit Rp2,5T dari BRI

Bareksa • 08 Dec 2016

an image
Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

PTBA akan menggunakan pendanaan tersebut untuk pengembangan operasional di sektor pertambangan dan energi

Bareksa.com - PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA kembali mendapat fasilitas pendanaan sebesar Rp2,5 triliun dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Emiten tambang batu bara pelat merah ini akan menggunakan pendanaan tersebut untuk pengembangan operasional di sektor pertambangan dan energi.

Secara lebih rinci, fasilitas pendanaan tersebut terdiri dari fasilitas Penangguhan Jaminan Impor (PJI) dalam hal Letter of Credit dari Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri sebesar Rp300 miliar, fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) Uncommited sebesar US$100 juta, fasilitas Bank Garansi/SBLC (Stand By Letter Of Credit) sebesar Rp500 miliar, dan fasilitas Foreign Exchange Line senilai US$35 juta.

Pada akhir November yang lalu PTBA Juga menandatangani fasilitas pendanaan sebesar Rp4,3 triliun dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Dengan demikian, secara keseluruhan, saat ini Perseroan sudah memiliki fasilitas pendanaan sebesar Rp6,8 triliun.

Sekretaris Perusahaan PTBA, Adib Ubaidillah, di Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016 mengatakan pinjaman dari Bank BRI dan Bank Mandiri ini sangat bernilai strategis bagi PTBA. Bertambahnya fasilitas pendanaan ini membuat semakin terciptanya kepastian realisasi kegiatan operasional, proyek-proyek pengembangan dan pertumbuhan Perseroan.

“Ini ditujukan untuk mengantisipasi besarnya kebutuhan dana bagi Perseroan pada tahun 2017, baik terkait dengan pengembangan di sektor operasional penambangan, maupun untuk proyek-proyek pengembangan di sektor energi seperti persiapan pembangunan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara,” ujarnya, 

Ia melanjutkan, PTBA membutuhkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp5,8 triliun, termasuk di dalamnya dana untuk rencana akuisisi tambang batubara di Kalimantan sekitar US$100 juta. 

Proyek pembangungunan PLTU Mulut Tambang Banko Tengah 2 x 620 MW atau Sumsel 8 senilai US$1,59 miliar direncanakan bisa dimulai tahap konstruksinya tahun depan. PTBA yang menguasai 45 persen sahamnya berkewajiban menyetorkan modalnya sebesar US$180 juta dari 25 persen ekuitas sebesar US$400 juta, dan sisanya dari mitra konsorsium China-Huadian Hongkong. (hm)