Bareksa.com – Meski tumbuh pelan, nilai aset lokal di pasar saham Indonesia tahun ini terus bergerak naik setiap bulannya. Bahkan, nilai aset lokal di pasar saham Indonesia bertumbuh cepat dalam dua bulan terakhir, meski nilai aset asing masih mendominasi.
Menengok catatan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), aset lokal dan asing turun bersamaan pada Januari 2016 dibandingkan Desember 2015. Saat itu, nilai aset lokal mencapai Rp942,19 triliun dari Rp965,98 triliun, sementara aset asing mencapai Rp1.678,29 triliun dari Rp1.701,86 triliun.
Namun sejak saat itu, aset lokal terus bertumbuh secara bulanan mulai dari Rp963,35 triliun pada Februari menjadi Rp1.107,49 triliun per Oktober. Catatan ini berbeda dengan asing yang beberapa kali mengalami fluktuasi. Nilai aset asing di pasar saham mengalami penurunan secara bulanan pada April, Mei dan September.
Pada April 2016, nilai aset asing turun 0,88 persen menjadi Rp1.748,84 triliun dibandingkan nilai bulan sebelumnya. Penurunan berlanjut sebesar 0,78 persen pada Mei menjadi Rp1.735,21 triliun, sebelum akhirnya kembali naik hingga Agustus menjadi Rp2.005,06 triliun.
Lagi-lagi, aset asing kembali mengalami penurunan 0,33 persen menjadi Rp1.998,53 triliun pada September 2016. Namun kembali naik pada Oktober menjadi Rp2.001,95 triliun. Adapun total nilai saham yang tercatat di KSEI per Oktober ini mencapai Rp3.109,44 triliun.
Sepanjang dua bulan terakhir, yakni September dan Oktober, nilai aset lokal bisa mencatat pertumbuhan yang cepat yakni 0,99 persen dan 2,31 persen. Hal ini pun memperbesar kembali porsi nilai aset lokal selama dua bulan terakhir menjadi 35,62 persen pada Oktober dibandingkan 34,84 persen pada Agustus.
Grafik: Pertumbuhan Bulanan Nilai Aset Saham Lokal Vs. Asing
Sumber: KSEI, diolah Bareksa.com
Meskipun demikian, pertumbuhan nilai aset asing sejak awal tahun hingga Oktober 2016 tercatat sebesar 16,6 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nilai aset lokal yakni sebesar 14,65 persen. Begitu pula dengan pertumbuhan nilai aset asing selama setahun terakhir (year on year) sebesar 21,1 persen per Oktober 2016, sedangkan peningkatan nilai aset lokal selama setahun terakhir sebesar 18,32 persen.
Grafik: Nilai Aset Saham di KSEI
Sumber: KSEI
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun berharap basis investor lokal di pasar modal Indonesia semakin kuat. Dengan begitu, kendali dominasi asing bisa diimbangi.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menyampaikan, pihaknya bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya meningkatkan jumlah investor maupun meragamkan instrumen investasi di pasar modal. Salah satu segmen investor yang diincar adalah dari kalangan mahasiswa.
"Minat mahasiswa sangat besar untuk berinvestasi. Terutama jika kami datang ke kampus-kampus di daerah," tutur Muliaman, Selasa, 22 November 2016.
Investor dari daerah memang jadi salah satu fokus OJK dan BEI. Apalagi, saat ini basis investor lokal di pasar modal lebih banyak berasal dari Jakarta dan Surabaya. "Kami menginginkan investor di pasar modal datang dari seluruh kota di Indonesia. Sehingga, mobilisasi dana dari investor domestik bisa membiayai proyek infrastruktur," ucap Muliaman.
Guna mendukung peningkatan jumlah investor, jelas Muliaman, sistem keuangan dalam negeri tidak diperkenankan untuk diterapkan secara ekslusif. "Salah satu pilar untuk membangun pembiayaan yang optimal adalah memanfaatkan potensi dana yang ada di masyarakat," tegasnya. (hm)