Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
Emiten tambang milik Grup Bakrie, BRMS menjual saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) senilai US$400 juta untuk melunasi utang kepada Credit Suisse.
Perseroan telah menjual 24 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) senilai US$400 juta. Transaksi itu mewakili 38,1 persen dari ekuitas perseroan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk US$1,05 miliar.
"Nilai pasar wajar saham NNT berdasarkan KJPP adalah sebesar US$396,69 juta. Persentase hasil penilaian KJPP dengan nilai transaksi adalah sebesar 99,17 persen," kata Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Minerals Muhammad Sulthon, menuturkan
PT Evergreen Invesco Tbk (GREN)
Rencana penawaran saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) GREN mendapat perhatian khusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini karena jumlah rights issue GREN mencapai angka jumbo Rp 30 triliun dan memiliki efek dilusi sebesar 95,24 persen.
PT Prodiya Widyahusada
Prodiya telah menetapkan harga pelaksanaan initial public offering (IPO). Harga pelaksanaan tersebut menggunakan batas bawah rentang harga yang sebelumnya ditawarkan, yakni Rp 6.500 per saham
PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ)
Menejemen BLTZ berencana mengubah rencana penggunaan dana penawaran umum perdana atau IPO untuk pengembangan usaha dalam bentuk belanja modal. Tadinya perusahaan ingin membangun tujuh bioskop baru yang terletak di Bandung, Yogyakarta, Bogor, Karawang, Jakarta, dan Surabaya.
Pengalihan dana ini lantaran belum siapnya infrastuktur mall di Bogor tempat bioskop itu beroperasi. Sementara pembangunan bioskop di Palembang sudah dapat dilakukan dan dibuka dalam waktu dekat.