Messenger Meluas, Layanan Suara & SMS Anjlok, Bagaimana Biaya Interkoneksi?

Bareksa • 14 Nov 2016

an image
Layanan messenger saat ini mendominasi, sementara layanan suara dan SMS anjlok drastis. (Sumber: Shutter Stock)

Kontribusi pembayaran interkoneksi cuma 6 persen dari seluruh pendapatan Telkomsel.

Bareksa.com - Penurunan biaya interkoneksi, sejatinya, belum tentu merugikan operator telekomunikasi yang memiliki pangsa pasar dominan. Pasalnya, perolehan pertumbuhan pendapatan dari suara dan SMS masing-masing operator terus menyusut, seiring pola komunikasi masyarakat yang mulai beralih ke penggunaan Internet.

Mark Zuckerberg, pendiri media sosial Facebook dalam artikelnya di theverge.com mengungkapkan saat ini aktivitas Facebook Messenger ditambah dengan WhatsApp sudah mencapai 60 miliar pesan per hari. Padahal, pengiriman SMS secara global hanyalah 20 miliar pesan per hari. Data ini mengindikasikan panggilan telepon dan SMS mulai ditinggalkan.

Menilik data tiga tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan pendapatan operator telekomunikasi dari suara dan SMS hanya berkisar 3 persen. Data ini didasarkan pada laporan keuangan tiga operator besar, yakni Telkom, Indosat, dan XL Axiata. Sebaliknya pertumbuhan pendapatan dari data justru melesat berkali-kali lipat. Dalam periode yang sama, rata-rata pertumbuhannya mencapai 40,6 persen dan tiap tahun cenderung meningkat.

Grafik: Pertumbuhan Tahunan Pendapatan Suara dan SMS


Sumber: Laporan keuangan Telkom, Indosat & XL

Grafik: Pertumbuhan Pendapatan Data


Sumber: Laporan keuangan Telkom, Indosat & XL

Semakin kecilnya kontribusi pembayaran interkoneksi terhadap pendapatan operator telekomunikasi antara lain pernah diungkapkan Heri Supriadi, Direktur Keuangan PT Telkomsel, dalam paparan publik Investor Day 2016‎ di Gedung BEI, Jakarta, pada Agustus 2016 lalu. Heri menyampaikan pendapatan interkoneksi hanya sebesar 6 persen dari total pendapatan Telkomsel. "Pertumbuhan pendapatan juga saat ini 42 persen berasal dari data," dia mengungkapkan.

Noor Iza, Plt Biro Humas Kementerian Kominfo, mengimbau alih-alih meributkan penurunan biaya interkoneksi--yang justru akan meringankan beban masyarakat--operator telekomunikasi perlu lebih berfokus pada pengembangan jaringan data. Ia juga menerangkan bahwa tujuan penurunan biaya interkoneksi ini adalah juga untuk mendorong operator agar menggunakan teknologi yang lebih efisien melalui percepatan migrasi teknologi 2G ke 3G atau 4G. Pasalnya, dari hari ke hari, tekanan dari para penyelenggara Over The Top (OTT) yang mengelola layanan messenger akan semakin besar terhadap layanan konvensional seperti suara dan SMS. (AD | dh)