Bareksa.com – Fenomena pergerakan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), belum mampu menggerakkan saham-saham perusahaan Grup Bakrie lainnya. Bahkan, saham PT Bakrie & Brothes Tbk (BNBR) sebagai induk usaha atau holding Grup Bakrie dengan 56 persen atau 53,38 miliar saham dimiliki masyarakat ini, masih setia pada level terbawah yang boleh diperdagangkan di bursa.
Sebenarnya, fundamental BNBR terlihat baik jika mengacu pada kinerja keuangannya hingga akhir September 2016. Pada periode ini, Bakrie & Brothers membukukan laba Rp14,81 miliar dibandingkan rugi Rp604,15 miliar pada periode sama tahun lalu.
Salah satu pendorong kinerja Bakrie & Brothers adalah laba kurs bersih yang mencapai Rp531,98 miliar dari periode sebelumnya rugi Rp1,19 triliun. Catatan ini mendorong Bakrie & Brothers mendapatkan penghasilan lain-lain bersih Rp238,95 miliar dari sebelumnya beban lain-lain bersih Rp1,05 triliun.
Keuntungan kurs ini pun menjadi momok berharga bagi Bakrie & Brothers. Apalagi, sebenarnya perseroan mencatat rugi usaha Rp256,14 miliar karena pendapatan bersihnya turun 58,25 persen dari Rp3,33 triliun menjadi Rp1,39 triliun.
Kembali mengenai keterkaitan Bakrie & Brothers dengan saham-saham Grup Bakrie, perseroan kini hanya mencatat enam saham sebagai investasi jangka pendek yang tersedia untuk dijual. Di antaranya adalah saham BUMI yang bernilai Rp37,3 miliar, saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) Rp32,28 miliar, saham PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) Rp18,64 miliar, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) Rp14,71 miliar, PT Bakrie Development Tbk (ELTY) Rp3,6 miliar, dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) Rp1,59 miliar.
Dari saham-saham itu, total nilai efek yang tersedia untuk dijual mencapai Rp108,12 miliar per akhir September 2016 atau naik 29,42 persen dari akhir 2015 Rp83,54 miliar.
Tabel: Daftar Investasi Jangka Pendek Bakrie & Brothers di Saham Grup Bakrie (ribuan rupiah)
Sumber: Laporan Keuangan Perseroan
Historikal Saham BNBR
Bakrie & Brothers merupakan salah satu perusahaan tertua milik Grup Bakrie. Berdiri pada 13 Maret 1951 dengan nama N.V Bakrie & Brothers, perseroan mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Agustus 1989 dengan harga saham Rp7.975.
Kinerja saham BNBR pun hampir serupa dengan saham-saham Group Bakrie lainnya yang masuk deretan “Klub Saham Gocap”. Ini pertama kali terjadi pada 21 November 2011 setelah sebelumnya juga sempat menyentuh level Rp50 pada 12 September 2002.
Padahal, pada 4 Januari 2000, saham BNBR masih bernilai Rp1.500. Catatan ini lah yang merupakan level tertinggi saham BNBR dalam kurun waktu 15 tahun. Dan kini, saham BNBR sudah menghuni level Rp50 dalam periode 5 tahun.
Grafik: Historikal Saham BNBR Sejak 4 Januari 2000
Sumber: Bareksa.com
Harga saham BNBR belum juga bergerak padahal pada akhir Oktober 2016, saham-saham afiliasinya kompak menguat dan bangkit dari nilai Rp50 per sahamnya. (Baca juga Saham Group Bakrie Ramai Diperdagangkan, Direktur Pengawasan Bursa: "Bagus Dong") (hm)